Flu+shot_hdVaksinasi influenza telah direkomendasikan untuk dapat diberikan kepada semua orang berusia di atas 6 bulan, namun demikian pelaksanaannya tetap lambat. Studi-studi di lapangan telah menunjukkan keuntungan dari vaksinasi skala besar, baik dari segi optimalisasi penggunaan sumber daya kesehatan maupun perbaikan produktivitas kerja, namun apakah vaksin influenza dapat mencegah kejadian kardiovaskular masih menjadi kontroversi.Namun demikian, sebuah meta-analisis baru menunjukkan bahwa vaksin influenza dapat mencegah kejadian kardiovaskular pada lebih dari sepertiga orang dewasa, dan lebih besar lagi pada individu-individu dengan risiko tinggi. Temuan ini dapat memberikan dampak yang besar pada kebijakan publik, dan juga pada bagaimana dokter akan menyarankan pasien-pasien individual mengenai manfaat dari vaksin influenza.

 Panduan klinis dari CDC Amerika Serikat merekomendasikan vaksinasi universal tahunan untuk semua individu berusia 6 bulan atau lebih. Meskipun demikian, sampai saat ini hanya 56,7% anak dan remaja yang mendapatkan vaksin, lebih buruk lagi pada orang dewasa yakni hanya 38,3%. Bahkan diantara para pekerja kesehatan, di mana vaksinasi diwajibkan, hanya duapertiga yang mendapatkan vaksin influenza. Keadaan di Indonesia, menurut pendapat pribadi penulis, sepertinya jauh lebih buruk, hal ini dikarenakan tidak ada kewajiban atau rekomendasi universal untuk vaksinasi influenza yang berlaku.Keadaan di atas sangat disayangkan, oleh karena vaksinasi influenza telah dikaitkan dengan penurunan risiko kejadian kardiovaskular pada berbagai studi, sehingga masuk akal untuk merekomendasikan vaksin ini terutama pada pasien yang mempunyai risiko tinggi. Namun sebuah studi menunjukkan bahwa angka vaksinasi pada pasien-pasien dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular hanya berkisar 57%.

Untuk lebih menegaskan kepentingan vaksinasi baik bagi pasien maupun para tenaga kesehatan, selain data-data yang sudah ada mengenai manfaat vaksinasi terhadap kualitas hidup dan produktivitas kerja, para peneliti melakukan meta-analisis untuk melihat manfaat vaksinasi terhadap kejadian penyakit kardiovaskular. Meta-analisis ini difokuskan pada penelitian acak tersamar perbandingan vaksinasi influenza dengan plasebo atau pelayanan standar.

Luaran utama yang dilihat pada studi ini adalah komposit dari kejadian kardiovaskular, termasuk angina tidak stabil, stroke, gagal jantung, infark miokard, revaskularisasi koroner darurat atau kematian kardiovaskular. Para peneliti memasukkan studi-studi yang menggunakan vaksin intramuskular mati dan vaksin nasal hidup yang dilemahkan. Mereka berhasil menemukan 6 studi berkualitas tinggi terdiri atas 6.735 subyek dengan rerata usia 67 tahun.

Laju kejadian kardiovaskular pada kelompok vaksin dan kontrol pada studi-studi ini adalah 2,9% berbanding 4,7% (rasio risiko [RR] 0,64; IK 95% 0,48-0,86). Jumlah vaksinasi yang dibutuhkan untuk mencegah satu kejadian kardiovaskular adalah 1:58. Pada analisis subgrup, vaksinasi influenza terutama bermanfaat untuk menurunkan risiko kardiovaskular pada pasien dengan riwayat sindrom koroner akut (SKA) (RR 0,45; IK 95% 0,32-0,63; NNT 8).

Hasil di atas menunjukkan efektivitas baik dari segi klinis maupun biaya untuk pencegahan kejadian kardiovaskular dengan vaksinasi influenza. Data di atas dapat dijadikan masukan tambahan baik bagi penentu kebijakan, klinisi dan pasien dalam meningkatkan angka serapan vaksinasi, sehingga lebih banyak lagi individu-individu yang mendapatkan manfaat dari tindakan pencegahan ini.