Sklerosis multipel merupakan salah satu penyakit saraf yang menyerang sel-sel saraf di otak dan di tulang belakang. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada lapisan yang melindungi saraf manusia sehingga menyebabkan gangguan komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. Sklerosis multipel adalah penyakit neurologis yang paling umum pada sistem saraf pusat dengan perkiraan prevalensi di dunia sebesar 33 per 100.000. Namun, prevalensi sklerosis multipel tidak terdistribusi secara merata di seluruh dunia. Di seluruh dunia, wanita lebih mungkin daripada pria untuk menderita sklerosis multipel dengan rasio 2:1.1 

Tidak ada satu tes yang dapat memastikan diagnosis penyakit ini, maka hanya ditegakkan berdasarkan gejala klinis.2 Manifestasi klinis dari sklerosis multipel yaitu sesuai dengan daerah yang terkena. Terdapat gejala dan tanda yang timbul pada penyakit ini yaitu kehilangan fungsi sensorik (atau mati rasa atau kesemutan), kehilangan fungsi motorik (atau kelemahan anggota gerak tubuh), gangguan penglihatan akibat peradangan, gangguan BAB dan BAK, gangguan pada fungsi seksual, nyeri, mudah lelah, menurunnya fungsi berpikir serta perubahan suasana hati.3

Sklerosis multipel tidak dapat disembuhkan, namun pada umumnya pengobatan sklerosis multipel ditujukan untuk mengendalikan gejala, memperlambat perkembangan penyakit serta menangani gangguan yang disebabkan oleh penyakit ini, misalnya gangguan tidur, gangguan psikologis dan gangguan lainnya. Pengobatan sklerosis multipel dapat berupa bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan pasien.2-4

Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien, terutama untuk mengurangi rasa nyeri serta mengurangi peradangan. OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non-Steroidal) seperti Ibuprofen dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri. Kortikosteroid dapat diberikan untuk mengurangi inflamasi dan mempercepat penyembuhan pada episode sklerosis multipel. Selain itu, dokter juga dapat memberikan golongan obat DMARDs (Disease Modifying Anti-Rheumatic Drugs) yang bertujuan untuk mencegah serangan berikutnya, karena penyakit ini memiliki sifat relaps, dimana gejala dapat muncul kembali. Dokter juga akan menganjurkan penderita sklerosis multipel untuk menjalani fisioterapi agar meningkatkan kekuatan fisik pada penderita.2-4

Pasien sklerosis multipel dianjurkan untuk rutin kontrol dengan dokter untuk menilai perjalanan penyakit. Bagi individu yang sebelumnya belum pernah didiagnosis sklerosis multipel diharapkan untuk tidak mengobati diri sendiri. Lakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu lalu ikuti anjuran pengobatan yang diberikan oleh dokter tersebut. Bila gejala tidak membaik atau makin memburuk setelah melakukan pengobatan, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Bagi yang sudah dinyatakan sembuh dari penyakit ini, diharapkan untuk tetap kontrol ke dokter, setidaknya satu kali dalam setahun.

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat, 

Syaimee Annisa Azzahra, S. Ked; Rashmeeta, S. Ked 
Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI 

Referensi 

  1. Browne P, Chandraratna D, Angood C, Tremlett H, Baker C, Taylor B et al. Atlas of Multiple Sclerosis 2013: A growing global problem with widespread inequity. Neurology. 2014;83(11):1022-1024. 
  1. Hauser S, Cree B. Treatment of Multiple Sclerosis: A Review. The American Journal of Medicine. 2020;133(12):1380-1390.e2. 
  1. Nazem G, Shahnaz R, Nikzad E. Multiple Sclerosis: Pathogenesis, Symptoms, Diagnoses and Cell-Based Therapy. Multiple Sclerosis: Pathogenesis, Symptoms, Diagnoses and Cell-Based Therapy [Internet]. 2017;.  
  1. R E. Buku Ajar Neurologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017.