Asma merupakan suatu penyakit kronis yang paling umum ditemukan diseluruh dunia. Asma sendiri mrupakan kumpulan gejala akibat penyempitan saluran pernafasan yang sangat bervariasi yang terjadi baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Penderita asma memiliki peradangan khusus pada saluran udara yang membuatnya lebih sensitif terhadap berbagai pemicu sehingga ketika terpapar dengan pemicu tertentu dapat menyebabkan penyempitan yang berlebihan sehingga aliran udara berkurang dan timbul serangan asma. Meskipun pengobatan untuk asma sudah banyak tersedia, namun lebih dari 50% pasien memiliki asma yang tidak terkontrol dengan baik. Pengendalian asma yang baik bergantung dari faktor perilaku penderita seperti menjauhkan diri dari faktor pemicu dan taat dalam menggunakan obat pengontrol dan faktor tubuh penderita yaitu seperti respon imun penderita terhadap allergen. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi kedua faktor tersebut adalah stress psikologis.1,2

Hubungan antara stress dengan asma adalah ketika seseorang mengalami stress, maka tubuh akan mengeluarkan hormon stress yaitu adrenalin dan kortisol. Hormon – hormon tersebut memberikan efek pada tubuh seperti peningkatan tekanan darah, dan detak jantung, selain itu dapat meningkatkan laju pernapasan dan akan membuat otot menjadi lebih kaku, termasuk otot yang mengelilingi jalan napas. Selain itu, stress juga mengubah kerja sistem imun yang ada didalam tubuh seseorang dan meningkatkan terjadinya inflamasi pada tubuh. Keseluruhan dari hal tersebut menyebabkan saluran pernapasan menjadi lebih sensitif dan lebih mudah untuk tersumbat dan menyebabkan serangan asma. Sehingga pada akhirnya, hal tersebut dapat membentuk sebuah siklus buruk yaitu seseorang dapat menjadi stress ketika khawatir terhadap serangan asma yang akan dia alami kemudian, lalu tubuh yang sedang dalam kondisi stress malah akan meningkatkan risiko terjadinya serangan akut.2,3

Menghindari stress memang merupakan sesuatu yang sulit untuk dihindari, karena stress merupakan bagian dari kehidupan sehari – hari. Namun, jika stress yang timbul dikendalikan dengan baik dapat mencegah terjadinya serangan asma. Beberapa cara untuk mengendalikan stress adalah sebagi berikut:4

  1. Mengubah pola pikir anda 

Ubahlah pola – pola pikir anda yang menyebabkan stress. Apa yang anda pikirkan, bagaimana anda berpikir, apa yang anda harapkan dan apa yang anda katakana pada diri sendiri sering kali menentukan bagaimana perasaan anada dan berpengaruh terhadap seberapa baik pengendalian stress yang dapat anda lakukan.

  1. Kurangi pencetus stress dan hindari situasi – situasi yang menyebabkan stres

Kenali pencetus stress dalam hidup anda, seperti masalah keuangan, hubungan dengan orang lain, tenggat waktu, maupun kurangnya dukungan. Jika anda tidak bisa menyelesaikan pencetus – pencetus ini sendiri maka sebaikanya anda melakukan konsultasi ke dokter.

  1. Hidup dengan gaya hidup yang sehat 

Tidur yang cukup, makan makanan yang sehat dan olahraga yang teratur dapat membantu mengendalikan stres.  

  1. Menyiapkan waktu luang untuk melakukan hobi anda 

Stress seringkali disebabkan oleh tanggung jawab yang begitu banyak. Anda dapat mengurangi stress dengan menyiapkan waktu luang. Di waktu luang anda sebaiknya anda melakukan aktivitas – aktivitas yang anda sukai seperti melukis, memasak dan lainnya.

  1. Membentuk kelompok pertemanan dengan orang-orang yang dapat mendukung 

Memiliki teman – teman yang dapat mendukung anda akan sangat membantu anda dikala anda stress. Anda dapat menceritakan permasalahan yang membuat anda stress dan tidak harus menjalaninya seorang diri. 

  1. Relaksasi 

Beberapa upaya relaksasi yang dapat anda lakukan adalah meditasi, menikmati waktu di alam, latihan relaksasi, pijat, latihan pernapasan perut, bernyanyi, Tai Chi, mendengarkan musik yang menenagkan, dan yoga. 

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat, 

Catherine, S. Ked; Rashmeeta, S. Ked 

Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI 

Referensi 

  1. Barnes PJ. Asthma. In: Jameson J, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Loscalzo J. eds. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 20e. McGraw-Hill. 2018.  
  1. Plourde A, Lavoie KL, Raddatz C, Bacon SL. Effects of acute psychological stress induced in laboratory on physiological responses in asthma populations: A systematic review. Respir Med. 2017 Jun;127:21-32. 
  1. Hartmann B, Leucht V, Loerbroks A. Work stress, asthma control and asthma-specific quality of life: Initial evidence from a cross-sectional study. Journal of Asthma 2016;54(2):210-216. 
  1. Christensen JF. Stress & Disease. In: Feldman MD, Christensen JF, Satterfield JM, Laponis R. eds. Behavioral Medicine: A Guide for Clinical Practice, 5e. McGraw-Hill. 2019.