Tiroiditis Hashimoto adalah suatu penyakit autoimun dimana terjadinya penghancuran sel tiroid oleh berbagai proses kekebalan tubuh yang dimediasi oleh sel dan antibodi. Hal ini merupakan penyebab dari kondisi hipotiroidisme (keadaan dimana kelenjar tiroid tidak dapat memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup) paling sering dinegara maju. Sebaliknya di seluruh dunia, penyebab hipotiroidisme paling umum adalah asupan yodium yang tidak memadai. Banyak orang dengan penyakit ini tidak menunjukkan gejala pada awalnya. Saat penyakit ini berkembang perlahan, tiroid biasanya membesar dan menyebabkan bagian depan leher terlihat bengkak (gondok). Setelah. bertahun – tahun atau bahkan puluhan tahun, kerusakan pada tiroid akan kemudian menyebabkannya untuk menyusut.1

Hipotiroidisme yang terjadi akibat penyakit ini biasanya berkembang sangat lambat selama bertahun – tahun. Gejala awal yang dapat terjadi adalah kelelahan, sembelit, kulit kering dan penambahan berat badan. Gejala yang lebih lanjut dapat meliputi sering terasa dingin, terasa ngantuk disiang hari, suara serak akibat pembesaran tiroid, gerakan melambat, berkeringat berkurang, depresi, rambut rontok dan siklus menstruasi yang tidak teratur pada wanita.4

Dokter dapat mendiagnosis Tiroiditis Hashimoto dengan pertama menanyakan mengenai gejala yang muncul pada pasien, lalu pada pemeriksaan fisik dokter dapat menemukan tanda seperti wajah yang bengkaka, kulit terasa kering dan dingin, pembengkakan pada tangan dan kaki, kuku yang menebal dan rapuh serta detak jantung yang menurun. Selain itu, dokter akan meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar thyroid-stimulating hormone (TSH) atau hormon perangsang tiroid dan FT4 (tiroksin bebas). Harus diingat bahwa TSH ini tidak diproduksi oleh tiroid, melainkan diproduksi oleh kelenjar pituitary yang ada diotak. Ketika kelenjar pituitari ini mendeteksi adanya penurunan oleh hormon tiroid, maka ia akan melepaskan lebih banyak TSH yang mendorong kelenjar tiroid untuk memproduksi lebih banyak hormon. Tiroksin atau T4 adalah hormon tiroid aktif yang dapat ditemukan pada darah. Saat di periksa, yang akan diukur adalah T4 yang bebas atau disebut FT4. Hasil yang positif adalah level TSH yang meningkat dan FT4 yang menurun karena ini menandakan adanya hipotiroid atau tiroid yang aktivitasnya menurun. Penyebab utama dari hipotiroid adalah penyakit yang dikenal sebagai tiroiditis Hashimoto.

Karena penyakit ini merupakan penyakit autoimun sehingga disebabkan oleh kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. Dengan kata lain, sel kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi jaringan tubuh pada penyakit ini justru menyerang jaringan tersebut. Ketika sel imun tubuh menyerang kelenjar tiroid, maka antibodi akan diproduksi. Sehingga dokter akan meminta tes lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis penyakit tersebut yaitu dengan memeriksan antibodi tiroid seperti anti-TPO (peroksidase anti – tiroid). Tes ini dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau mengecualikan tiroidits Hashimoto sebagai penyebab hipotiroidisme yang dialami pasien, karena 90% pasien dengan penyakit ini akan memiliki anti-TPO yang positif. Jika pasien memiliki nodul yang teraba pada kelenjar tiroid pada saat pemeriksaan fisik dilakukan, maka pemeriksaan USG dan biopsi harus dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain seperti keganasan.2,3

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat, 

Wei Hao, S. Ked; Rashmeeta, S. Ked 

Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI 

Referensi 

  1. Ralli M, Angeletti D, Fiore M, D’aguanno V, Lambiase A, Artico M, et al. Hashimoto’s thyroiditis: An update on pathogenic mechanisms, diagnostic protocols, therapeutic strategies, and potential malignant transformation. Autoimmunity Reviews. 2020;19(10):102649.  
  1. Mincer DL. Hashimoto Thyroiditis [Internet]. StatPearls [Internet]. U.S. National Library of Medicine; 2020 [cited 2021Jan17]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459262/  
  1. Caturegli P, Remigis AD, Rose N. Hashimoto thyroiditis: Clinical and diagnostic criteria. Autoimmunity Reviews. 2014;13(4-5):391–7.  
  1. Merson J. Hypothyroidism. Journal of the American Academy of Physician Assistants. 2018;31(12):43–4.