Pada pasien-pasien dengan penyakit Alzheimer ringan sampai sedang, vitamin E 2000 IU perhari, memperlambat penurunan status fungsional dan mengurangi beban pengasuh, demikian hasil dari suatu studi klinis acak skala besar yang baru diselesaikan. Hal ini memberikan landasan kepastian untuk mendukung rekomendasi panduan-panduan klinis sebelumnya untuk penggunaan Vitamin E pada dementia sedang berat, namun terkendala kontroversi beberapa studi lain.

Studi ini yang dilakukan pada 613 pasien (97% pria) dan diikuti selama rerata 2,3 tahun menunjukkan bahwa penggunaan vitamin E dengan dosis 2000 IU perhari mampu memberikan penurunan status fungsional (Alzheimer’s Disease Cooperative Study/Activities of Daily Living, ADCS-ADL) yang lebih lambat secara signifikan dibandingkan dengan plasebo. Laju perburukan ADCS-ADL dkurangi sebesar 19% (p=0,03) dengan vitamin E dibandingkan pasebo, sehingga memberikan hasil yang bermakna secara klinis untuk menunda progresivitas penyakit Alzheimer.

Dosis vitamin E yang diberikan pada studi ini cukup besar, mengingat beberapa rekomendasi untuk penyakit lainnya hanya berkisar antara 400-800 IU per hari. Pada beberapa studi dosis tinggi lebih dari 800 IU perhari menunjukkan peningkatan komplikasi, antara lain yang paling berbahaya adalah perdarahan intra-kranial. Sampai adanya bukti-bukti yang mendukung keamanan pendekatan ini, nampaknya dosis vitamin E setinggi ini masih berada dalam ranah penelitian klinis dan bukan pada aplikasi praktis sehari-hari.