Vaskulitis (disebut juga arteritis) merupakan istilah yang menggambarkan adanya peradangan atau inflamasi yang terjadi pada pembuluh darah. Peradangan tersebut dapat membuat pembuluh darah menjadi lemah, meregang, menyempit, maupun tertutup sepenuhnya. Vaskulitis bisa mempengaruhi pembuluh darah yang memberi suplai ke organ seperti kulit, otot, sendi, mata, ginjal, paru, jantung, maupun otak. Bila suplai darah terganggu, maka organ tidak dapat berfungsi dengan baik dan bisa berakibat fatal bila mempengaruhi organ vital1. Vaskulitis bisa disebabkan oleh genetik, autoimun, penyakit sistemik (seperti lupus, artritis rematoid, skleroderma), infeksi, kanker, maupun reaksi alergi dari obat tertentu. Gejala vaskulitis bisa berupa demam, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, serta lemas. Gejala juga bisa spesifik tergantung organ seperti ruam dan memar di kulit, rasa kebas atau kesemutan bila mengenai saraf, pandangan kabur jika mengenai mata, serta bisa juga terjadi stroke bila mengenai pembuluh di otak, serangan jantung, maupun kerusakan ginjal2, 3.
Pengobatan vaskulitis tergantung pada penyebab dari vaskulitis itu sendiri serta organ mana yang terpengaruh. Vaskulitis bisa saja bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya bila disebabkan oleh reaksi alergi. Namun jika organ-organ vital seperti paru, otak, maupun ginjal terkena, maka akan memerlukan penanganan segera. Dokter akan menggali penyebab vaskulitis terlebih dahulu dengan menanyakan riwayat serta pemeriksaan fisik pada pasien. Selain itu dokter juga akan mengajukan pemeriksaan lain untuk menunjang maupun menyingkirkan diagnosis lain, seperti: tes darah untuk memeriksa ada sel darah tertentu maupun antibodi yang merujuk pada vaskulitis, tes urin untuk memeriksa kerusakan ginjal, pencitraan (rontgen/x-ray, CT scan, USG, angiografi), rekam jantung, maupun biopsi4, 5.
Bila tipe vaskulitis sudah diidentifikasi, maka pengobatan sesuai dengan penyebab vaskulitis tersebut. Bila ada kuman atau patogen yang menyebabkan vaskulitis, sebagai contoh infeksi hepatitis, maka penyebab tersebut juga harus diobati bersama dengan vaskulitis. Dokter akan memberikan obat berupa steroid untuk mengatasi inflamasi yang terjadi, sebagai contoh yaitu metilprednisolone5, 6. Pasien dengan vaskulitis mungkin memerlukan konsumsi steroid dalam jangka panjang, oleh karena itu pasien perlu kontrol ke dokter secara berkala agar bisa memonitor efek samping yang tidak diinginkan dari steroid, seperti: peningkatan berat badan, diabetes, maupun pengeroposan tulang. Selain steroid, dokter juga bisa memberikan obat golongan imunosupresan sesuai dengan tipe vaskulitis yang diderita pasien. Imunosupresan berfungsi untuk menekan kerja sistem kekebalan tubuh berlebihan yang bisa menyerang maupun merusak pembuluh darah. Beberapa contoh obat tersebut seperti methotrexate, aziathioprine, mycophenolate, tocilizumab, atau rituximab6.

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun
Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.
Salam sehat bermanfaat,
Wilbert Santoso, S. Ked; Rashmeeta, S. Ked
Dr. Dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI
Referensi:
- Okazaki T, Shinagawa S, Mikage H. Vasculitis syndrome-diagnosis and therapy. J Gen Fam Med. 2017;18(2):72-78.
- Hoang MP, Park J. Vasculitis. Hospital-Based Dermatopathology. 2020;245-296.
- Shavit E, Alavi A, Sibbald RG. Vasculitis-What Do We Have to Know? A Review of Literature. Int J Low Extrem Wounds. 2018 Dec;17(4):218-226.
- Bezerra AS, Polimanti AC, Fürst RVC, Corrêa JA. Algorithm for diagnosis of primary vasculitides. J Vasc Bras. 2019;18:e20180092.
- Jatwani S, Goyal A. Vasculitis [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov. 2020 [cited 16 December 2020]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545186/
- Eleftheriou D, Brogan PA. Therapeutic advances in the treatment of vasculitis. Pediatr Rheumatol Online J. 2016;14(1):26.