Beberapa tahun terakhir ini, penelitian mendapatkan suatu gambaran klinis reaksi hiperaktif dari sistem imun tubuh yang munculnya disebabkan oleh adanya paparan dari adjuvan. Kumpulan gejala dan tanda klinis atau yang disebut sindrom ini dinamakan dengan Autoimmune Syndrome Induced by Adjuvant (ASIA). Adjuvan sendiri dalam dunia medis didefinisikan sebagai suatu substansi yang dapat meningkatkan respon imun tubuh melalui serangkaian mekanisme imun seluler.1
Ada berbagai jenis adjuvan yang tersedia, namun jenis adjuvan untuk manusia yang umum digunakan dalam medis saat ini adalah garam Aluminium yang terkandung dalam vaksin.1 Oleh karena itu, kandungan Aluminium dalam berbagai hal wajib diperhatikan oleh penderita. Kandungan Aluminium ternyata dapat sangat mudah kita temukan dalam berbagai macam tumbuhan yang kita konsumsi sehari-hari seperti daun teh, yang memiliki kandungan Aluminium paling besar yaitu 1000mg/kg. Tumbuhan dengan kandungan Aluminium terbesar kedua adalah daun gingko sebanyak 500 mg/kg. Disusul dengan daun serai, ginseng, dan daun lidah buaya yang memiliki kandungan Aluminium kurang lebih sekitar 120 mg/kg.2
Terdapat pula beberapa jenis adjuvan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang kita konsumsi sehari-hari dan merupakan stimulan imunogenik. Berdasarkan penelitian, saponin, tomatine, dan inulin memiliki sifat meningkatkan respon imun tubuh.3 Bahan-bahan ini sedang sangat dikembangkan untuk menjadi salah satu jenis adjuvan berbahan dasar tumbuhan. Tumbuhan dengan kandungan saponin tertinggi ditemukan pada tumbuhan Quillaja dan akar ginseng.4 Sedangkan tumbuhan dengan kandungan tomatine, terdapat pada daun dan buah tomat ceri yang belum matang.3 Inulin dapat memunculkan respons imun humoral dan seluler yang kuat. Kandungan inulin banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan Asteraceae, gandum, bawang merah dan daun bawang, umbi matahari, dan akar chicory.5
Sifat positif dalam modulasi respon imun ini tentu sangat baik dalam tubuh yang sehat. Namun, hal ini tidak terlalu baik dalam keadaan respon imun tubuh yang hiperaktif dikarenakan dapat memperburuk gejala dan tanda klinis autoimun yang dialami pasien. Penderita sindrom ASIA wajib untuk mengetahui apa yang dikonsumsinya dan kandungan apa saja yang terdapat di dalamnya, sehingga penyintas mampu menghindari perburukan klinis yang mungkin terjadi.

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun
Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.
Salam sehat bermanfaat,
Tri Ulfatul Qurro, S. Ked; Rashmeeta, S. Ked
Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI
Referensi
- Shoenfeld Y, Agmon-Levin N. ‘ASIA’ – Autoimmune/inflammatory Syndrome Induced by Adjuvants. Journal of Autoimmunity 2011;36(1):4-8.
- Malik J, Frankova A, Drabek O, Szakova J, Ash C, Kokoska L. Aluminium and other elements in selected herbal tea plant species and their infusions. Food Chemistry 2013;139(1-4):728-734.
- Schijns V, O’Hagan D. Immunopotentiators In Modern Vaccines. 2nd ed. Elsevier Ltd; 2017.
- Wang P. Natural and Synthetic Saponins as Vaccine Adjuvants. Vaccines 2021;9(3):222.
- Shoaib M, Shehzad A, Omar M et al. Inulin: Properties, health benefits and food applications. Carbohydrate Polymers 2016;147:444-454.