Penyakit Grave merupakan penyakit autoimun yang menyerang kelenjar tiroid. Penyakit ini merupakan penyebab tersering dari hipertiroid, yang mencakup sebanyak 60-80% kasus hipertiroid.1 Autoimun pada Penyakit Grave menyebabkan produksi hormon tiroid berlebih dan pembesaran kelenjarnya. Penyakit Grave ini paling sering terjadi pada usia 20-50 tahun.2
Kondisi hipertiroid pada Penyakit Grave terjadi karena terjadi gangguan stimulasi regulasi dari hormon tiroid akibat dari antibodi, yang dapat terdeteksi pada pasien dengan Penyakit Grave.3 Gangguan regulasi akan menstimulasi hormon tiroid untuk terus diproduksi dan pertumbuhan kelenjar tiroid yang akhirnya akan terjadi pembesaran tiroid.4
Kebanyakan pasien Grave akan datang dengan tanda dan gejala klasik hipertiroid. Pasien pada Penyakit Grave dengan masalah pada mata dan bengkak pada kaki jarang ditemukan. Keluhan datangnya pasien dipengaruhi oleh usia awitan, tingkat beratnya keluhan, dan durasi hipertiroid. Pada pasien lansia, gejala akan kurang jelas. Seringkali populasi ini datang dengan keluhan yang kurang spesifik, seperti cepat lelah, penurunan berat badan, atau juga bisa awitan baru gangguan irama jantung. Pada pasien yang lebih muda, keluhan seperti intoleransi panas, berkeringat berlebih, cepat lelah, penurunan berat badan, palpitasi, defekasi yang berlebih, gangguan mata dan fungsi penglihatan, serta tremor tidak jarang ditemukan. Mata sendiri merupakan manifestasi yang sering dijumpai. Pada pasien Grave, mata akan tampak menonjol atau pada bahasa medis dikenal sebagai eksoftalmos. Selain akan terlihat menonjol, pasien akan mengeluhkan adanya penurunan fungsi penglihatan. Pasien juga seringkali datang dengan keluhan gondok yang membesar. Gejala psikis juga dapat menjadi alasan utama pasien datang berobat ke dokter seperti insomnia, ansietas, dan cemas. Jika tidak dikenali serta ditangani dengan baik dan benar maka dapat mengganggu kualitas hidup penderita.
Selain dari wawancara medis dan temuan klinis pada pasien guna menunjang diagnosis Penyakit Grave dapat dilakukan dengan pemeriksaan penunjang berupa hasil laboratorium yang difokuskan kepada hormon tiroid, yaitu TSH, Free T4 (FT4), dan Free T3 (FT3). Jika FT3 dan FT4 tidak tersedia, maka dapat dilakukan juga pemeriksaan total T4 (Thyroxine) dan total T3 (Triiodothyronine). Jika hasil lab menunjukkan TSH yang menurun dengan FT4 atau FT3 yang meningkat atau keduanya, dapat dikonfirmasi diagnosis hipertiroid. Perbedaan Penyakit Grave dengan penyebab hipertiroid lainnya selain dari temuan klinis yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, dapat juga dilakukan pemeriksaan antibodi tiroid yaitu TRAb yang cukup spesifik terhadap Penyakit Grave (sensitivitas 97% dan spesifisitas 99%) dan USG pada tiroid.

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun
Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.
Salam sehat bermanfaat,
Christian Murtani, S. Ked; Rashmeeta, S. Ked
Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI
Referensi
- Wémeau JL, Klein M, Sadoul JL, Briet C, Vélayoudom-Céphise FL. Graves’ disease: Introduction, epidemiology, endogenous and environmental pathogenic factors. Ann Endocrinol (Paris). 2018 Dec;79(6):599-607.
- Brent G.A. (2008) Graves’ disease. N Engl J Med 358: 2544–2554
- De Leo S, Lee SY, Braverman LE. Hyperthyroidism. Lancet 2016; 388: 906–18
- Diana T, Olivo PD, Kahaly GJ. Thyrotropin Receptor Blocking Antibodies. Horm Metab Res. 2018 Dec;50(12):853-862