Dermatomiositis adalah sebuah penyakit autoimun kronis yang melibatkan bagian kulit dan otot dari penderita. Penyakit autoimun adalah sebuah kondisi dimana sistem imun tubuh menyerang sel tubuh sendiri dan terjadinya kerusakan pada bagian jaringan tubuh. Penyebab dari penyakit ini masih tidak penuh diketahui, tetapi ada beberapa faktor resiko seperti faktor genetik, paparan sinar radiasi ultraviolet (UV), infeksi virus, obat-obat tertentu dan merokok.1

Tanda-tanda dari penyakit ini dapat dibagi sesuai pada kulit dan otot. Pada kulit dapat dilihat terbentuknya lesi bentol pada daerah jari tangan, kemerahan yang cukup umum terdapat terutama pada daerah kepala, leher, bagian atas dada, siku ataupun lutut serta pada kuku dan perubahan warna menjadi merah-ungu pada kelopak mata atas. Pada otot dapat dirasakan kelemahan otot ekstremitas lengan dan kaki yang dapat disertai dengan nyeri otot. Keluhan lain yang dapat dirasakan oleh penderita adalah demam, mulut kering, penurunan berat badan, lemas badan dan gangguan tidur.2

Pengobatan utama untuk penyakit autoimun seperti dermatomiositis ini umumnya dengan memakai obat anti-inflamasi seperti steroid untuk mengobati masalah peradangan pada otot dan meredakan gejala secara keseluruhan.3 Dengan demikian, pengobatan dengan steroid selama jangka panjang memiliki efek samping yang tidak diinginkan, maka penting untuk diketahui terapi alternatif yang dapat digunakan untuk membantu mengontrol penyakit dermatomiositis.

Terapi alternatif lain yang dimaksud adalah pengobatan herbal untuk penyakit autoimun. Pengobatan herbal sendiri masih belum penuh dipelajari dan komponen dalam pengobatannya masih perlu penelitian dalam pengobatan dermatomiositis. Namun, beberapa produk herbal, terutama pada komponen herbalnya dapat membantu dalam penanganan dermatomiositis, seperti kurkumin, teh herbal dan minyak esensial. Pertamanya, beberapa studi telah menunjukkan bahwa kurkumin memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membantu badan untuk melawan terhadap penyakit saraf. Kurkumin banyak ditemukan pada tumerik dan produk herbal lainnya.4 Teh herbal yang berasal dari cina dapat juga membantu dalam pengobatan penyakit autoimun dan meredakan gejala nyeri sendi serta otot. Ekstrak teh herbal hijau yang mengandung Camellia sinensis, dimana komponen herbal ini dapat menurunkan proses inflamasi dengan menurunkan berbagai macam senyawa inflamasi dan meredakan gejala autoimun serta memiliki sifat antioksidan yang mempromosikan anti inflamasi juga.5 Terakhir, aromaterapi dengan mengunakan minyak esensial memiliki sifat antioksidan dengan mencegahnya kerusakan jaringan dari stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas, membantu untuk melindungi jaringan saraf dan memiliki tujuan untuk mengurangi stres dari pasien sehingga dapat meredakan gejala inflamasi dari proses autoimun tersebut.6 Terapi dengan produk herbal dapat meredakan gejala penyakit dermatomiositis, namun perlu diketahui bahwa efektifitas pengobatan dari produk herbal untuk penyakit dermatomiositis tidak pasti dan masih perlu banyak penelitian sehingga jika ingin memakai produk herbal perlu ditimbangkan dengan kondisi penyakit tersebut dan memakainya bersama terapi yang diberikan oleh dokter.  

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat,

Felix Leonardi, S.Ked; Rashmeeta, S.Ked

Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI

Referensi

  1. DeWane, M. E., Waldman, R., & Lu, J. Dermatomyositis Part I: Clinical Features and Pathogenesis. Journal of the American Academy of Dermatology. 2019.
  2. Dennis L. Kasper, Anthony S. Fauci. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 20th edition. New York: McGraw Hill Education, 2018.
  3. Waldman, R., DeWane, M. E., & Lu, J. Dermatomyositis Part 2: Diagnosis and Treatment. Journal of the American Academy of Dermatology. 2019.
  4. Kannappan R, Gupta SC, Kim JH, Reuter S, Aggarwal BB. Neuroprotection by spice-derived nutraceuticals: you are what you eat!. Mol Neurobiol. 2011;44(2):142-159.
  5. Shivaprasad H. Venkatesha, Brian Astry, Siddaraju M. Nanjundaiah, Hong R. Kim, Rajesh Rajaiah, Yinghua Yang, Li Tong, Hua Yu, Brian M. Berman, Kamal D. Moudgil, Control of autoimmune arthritis by herbal extracts and their bioactive components, Asian Journal of Pharmaceutical Sciences, Volume 11, Issue 2, 2016, Pages 301-307
  6. De Lavor ÉM, Fernandes AWC, de Andrade Teles RB, et al. Essential Oils and Their Major Compounds in the Treatment of Chronic Inflammation: A Review of Antioxidant Potential in Preclinical Studies and Molecular Mechanisms. Oxid Med Cell Longev. 2018.