Medikasi seperti obat-obatan dapat memiliki berbagai macam efek samping terhadap tubuh. Hal ini termasuk dalam penggunaan obat yang juga dapat memberikan efek samping terhadap tubuh bagi individu yang alergi terhadap obat tersebut. Alergi adalah sebuah respon dari sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap zat – zat yang tidak berbahaya. Alergi obat adalah reaksi dari sistem imun tubuh yang menganggap bahwa obat adalah subtansi yang berbahaya sehingga terjadi reaksi perlawanan.1

Reaksi dari alergi obat dapat berupa ruam dan gatal pada kulit; pembengkakan pada jaringan – jaringan tubuh; sesak nafas dan gangguan jantung. Hal ini dapat terjadi dalam waktu singkat yaitu hitungan jam hingga beberapa hari ataupun minggu. Individu yang memiliki alergi obat harus mengetahui medikasi mana yang boleh untuk dikonsumsi, dan mana yang tidak.1  

Alergi obat dapat diketahui dengan berbagai cara, hal pertama yaitu skin prick test dimana alergen akan ditusukkan pada kulit sehingga dapat melihat reaksi dari alergi. Hal kedua berupa patch test yaitu alergen ditempelkan pada kulit sehingga dapat terjadi reaksi alergi. Tes darah untuk melihat sistem kekebalan tubuh terhadap alergen, dan tes provokasi dengan cara mengkonsumsi obat – obatan yang dicurigai diberikan secara langsung dalam dosis kecil sehingga dapat dinilai reaksi alerginya.

Suplemen merupakan produk yang dapat dikonsumsi untuk menambah nutrisi pada konsumsi makanan. Hal ini dapat berupa vitamin atau nutrisi yang biasa dijumpai pada makanan konsumsi sehari – hari. Suplemen dapat berupa kapsul, cairan maupun serbuk. Penggunaan suplemen dapat membantu dalam menambah nutrisi yang kurang dikonsumsi namun diperlukan oleh tubuh. Hal ini seperti vitamin B6, thiamin, riboflavin dimana pada suplemen memiliki konsentrasi 15 sampai 20 kali lebih banyak dibandingkan dengan makanan yang biasa dikonsumsi.2

Lalu suplemen juga dapat digunakan untuk membantu individu yang kurang dalam konsumsi makanan bergizi sehingga perlu untuk dibantu dalam konsumsi nutrisi nya. Seperti penggunaan iodine di dalam garam, vitamin D di dalam susu atau vitamin B1 dan B3 pada tepung. Dimana hal ini dalam keseharian nya penting untuk mengurangi terjadinya penyakit beri – beri dan pellagra.2

Menurut studi, penggunaan suplemen dapat memicu terjadinya reaksi alergi bagi individu yang memiliki alergi obat. Studi kasus menemukan wanita berusia 36 tahun terjadi reaksi gatal, ruam dan pembengkakan pada bagian muka setelah mengkonsumsi suplemen. Suplemen yang dikonsumsi yaitu vitamin E; vitamin B kompleks seperti vitamin B1, B2, B3, B5, B6, dan B12. Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan bahwa terdapat reaksi alergi terhadap suplemen yang dikonsumsi. Reaksi pada setiap individu berbeda-beda sehingga berikut adalah tips bagaimana anda dapat mengonsumsi suplemen dengan aman:

  • Dalam pengawasan dokter anda

Suplemen bagi penderita alergi obat disarankan untuk menjalani pengawasan. Hal ini karena suplemen dapat dijual bebas tanpa perlu menggunakan resep dari dokter, sehingga dapat dikonsumsi tanpa ada pengawasan dari pihak profesional.3

Bagi individu yang memiliki alergi obat, disarankan unntuk melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi suplemen. Hal ini karena bisa terjadi reaksi alergi pada suplemen yang dikonsumsi tanpa diketahui oleh pribadi itu sendiri. Sehingga penting untuk dilakukan berbagai macam uji agar dapat diketahui apakah memiliki alergi terhadap suplemen yang hendak dikonsumsi atau tidak.3

  • Dari sumber alami

Vitamin-vitamin bukan hanya dapat diperoleh dari suplemen yang dibeli saja, tetapi bisa diperoleh dari sumber alami, seperti Vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari pagi, dan makanan seperti salmon, tuna atau greek yoghurt yang kaya akan Vitamin B12. Hal ini lebih baik langsung dikonsultasikan dengan pakar gizi dan dokter alergi anda agar dapat disarankan untuk melakukan tes alergi terlebih dahulu.4

Reaksi alergi juga dapat timbul secara langsung ataupun bisa terjadi keterlambatan sehingga baru muncul pada kemudian hari. Walaupun masih belum diketahui efek mekanisme dari suplemen terhadap individu yang mempunyai sensitivitas yang tinggi, diperlukan kewaspadaan yang serius bagi individu yang memiliki reaksi alergi.4

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat,

Juan Rieldo Pardamean Yehezkiel, S.Ked; Lourdes Joanna Kusumadi, S.Ked; dr. Rashmeeta

Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI

Referensi

  1. Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG). Drug Allergies. 2020 May 7;
  2. Zhang FF, Barr SI, McNulty H, Li D, Blumberg JB. Health effects of vitamin and mineral supplements. BMJ [Internet]. 2020 Jun 29;369:m2511–m2511.: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32601065
  3. Kimberly G, Blumenthal M, John B. Ziegler M. Hypersensitivity Reactions, Dietary Supplements, and the Importance of the Case Report. 2018
  4. Calogiuri G, Garvey LH, Nettis E, Casciaro F, Alsowaidi S, Foti C, et al. Hypersensitivity to Vitamins with a Focus on Immediate-Type Reactions: Food or Drug Allergy? 2021; https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33357201/