Demyelinating central nervous system disease (DCD) adalah penyakit yang menyebabkan selubung mielin pada saraf menjadi rusak sehingga mengganggu aliran listrik. Hal ini dapat terjadi di sistem saraf pusat (SSP) seperti pada penyakit multiple sclerosis atau pada sistem saraf perifer seperti Guilain-Barre syndrome. Mielin sendiri terdiri dari asam lemak dengan protein yang membungkus akson (ibarat kabel listrik) untuk mempercepat aliran listrik pada akson tersebut. Terjadinya demielinasi atau kerusakan pada mielin tersebut dapat terjadi akibat proses peradangan, infeksi virus, kelainan metabolik, kematian jaringan akibat kurang oksigen dan akibat kompresi.1–3

Salah satu contoh penyakti demielinasi pada SSP adalah pada multiple sclerosis (MS) dimana penyakit ini diyakini berasal dari autoimun akibat sel imun yang teraktivasi dan menembus sawar darah-otak untuk menyerang mielin sehingga menyebabkan gangguan konduksi sehingga memperlambat konduksi dan/atau menyebabkan hambatan konduksi. Kondisi ini dapat diperburuk dengan kondisi panas dan olahraga yang tidak tepat. Namun, dengan olahraga yang tepat dimana program latihan dapat mengaktifkan otot yang bekerja dan menghindari kelebihan beban yang dapat mengakibatkan blok konduksi, olahraga dapat memiliki manfaat bagi pasien MS.  Hingga saat ini, fokus perawatan MS adalah untuk mengobati episode akut dan mempercepat pemulihan, mengubah riwayat perjalanan alami MS dan memberikan bantuan meredakan gejala dengan meningkatkan kemampuan fisik dan mencegah atau mengobati komplikasi. Untuk itu, olahraga merupakan salah satu rekomendasi untuk pasien MS. Olahraga dapat memaksimalkan fungsi tubuh dengan meningkatkan dan mempertahankan mobilitas, kekuatan dan stamina sendi, serta terdapat keuntungan lain seperti meregulasi kebiasaan tidur, dan mengurangi kelelahan.1–4

Latihan bagi pasien DCD dapat mengikuti muscular fitness pyramid. Pada dasar dari pyramid terdapat passive range of motion (ROM) atau latihan rentang gerak pasif. Kategori ini dapat dilakukan pada pasien dengan kelemahan berat untuk mencegah kontraktur dan mempertahankan fungsi. ROM pasif dan penuh harus dapat dicapai setiap hari untuk meminimalkan perkembangan kontraktur selama beberapa menit. Selanjutnya, dalam pasien dengan kelemahan ekstremitas namun masih terdapat fungsi otot, latihan untuk fleksibilitas aktif dan latihan resistensi perlu dilakukan untuk mempertahankan integritas otot. Kontraksi otot yang dilakukan dapat berupa pengulangan suatu gerakan untuk melawan gravitasi seperti Tai Chi atau yoga.

Pasien-pasien dengan defisit motorik perlu melatih untuk pemilihan latihan penguatan otot tertentu atau specific muscle strengthening yang dapat dilakukan di rumah dengan stretch bands atau sandbag weights sebanyak 3x seminggu. Pada kelompok pasien ini, perlu dipastikan bahwa berat badan pada berbagai Latihan yang dilakukan dapat berupa weight-supported seperti ergometer lengan dan tangan, dan latihan resistensi air yang dapat dilakukan 3x/minggu. Lalu, untuk pasien tanpa defisit motorik, kelompok otot utama dapat dilatih menggunakan beban yang memungkinkan hingga 10-12 kali pengulangan sebanyak 3 set dengan integrated strength training program.5 Latihan dan olahraga pada pasien ini lebih terintegrasi dan latihan multijoint dapat dilakukan untuk mempertahankan serta meningkatkan keseimbangan, koordinasi dan status fungsional. Dapat dilakukan jalan kaki, berenang dan threadmill yang dapat dilakukan sebanyak 1-3x/ minggu. Pada pasien dengan kemampuan dan keinginan fungsional yang memadai, dapat dilakukan program pelatihan kardiorespirasi dengan aerobik 3x/minggu pada 65% VO2 max selama 20-30 menit, dengan pemanasan dan pendinginan selama 5 menit.6

Manfaat dari berbagai olahraga yang dilakukan menunjukkan perbaikan pada struktur dan fungsi otak dalam 12 minggu. Olahraga juga menurunkan komponen proinflamasi yang dapat memperlambat atrofi jaringan otak dan perkembangan lesi pada otak. Olahraga juga dapat meningkatan komunikasi antar daerah pada otak serta memperkuat jaringan otak. Berbagai manfaat dari olahraga ini juga dikaitkan dengan peningkatan hasil klinis untuk kelelahan kognitif dan kecepatan proses kognitif, sehingga olahraga dan latihan fisik memiliki peran penting untuk membantu pasien DCD.5–7

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat,

Serena Onasis, S.Ked; dr. Rashmeeta

Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI

Referensi:

1.        Pirko I, Noseworthy JH. Demyelinating Disorders of the Central Nervous System. In: Textbook of Clinical Neurology: Third Edition [Internet]. Elsevier Inc.; 2007

2.        Love S. Demyelinating diseases [Internet]. Vol. 59, Journal of Clinical Pathology. BMJ Publishing Group; 2006

3.        Höftberger R, Lassmann H. Inflammatory demyelinating diseases of the central nervous system. In: Handbook of Clinical Neurology [Internet]. Elsevier B.V.; 2018

4.        Kamate M, Chetal V, Tonape V, Mahantshetti N, Hattiholi V. Central nervous system inflammatory demyelinating disorders of childhood. Ann Indian Acad Neurol [Internet]. 2010 Dec

5.        Petajan JH, White AT. Recommendations for physical activity in patients with multiple sclerosis [Internet]. Vol. 27, Sports Medicine. Sports Med; 1999

6.        Negaresh R, Motl RW, Zimmer P, Mokhtarzade M, Baker JS. Effects of exercise training on multiple sclerosis biomarkers of central nervous system and disease status: a systematic review of intervention studies [Internet]. Vol. 26, European Journal of Neurology. Blackwell Publishing Ltd; 2019

7.        Guo LY, Lozinski B, Yong VW. Exercise in multiple sclerosis and its models: Focus on the central nervous system outcomes [Internet]. Vol. 98, Journal of Neuroscience Research. John Wiley and Sons Inc.; 2020