Dermatitis atopik merupakan penyakit yang cukup sering dijumpai terutama pada anak-anak namun juga dapat dijumpai pada orang dewasa. Dermatitis atopik adalah penyakit inflamasi pada kulit yang bersifat kronik yang ditandai dengan kemerahan pada kulit dan sensasi gatal yang dapat kambuh jika terpapar faktor pemicunya. Dermatitis atopik seringkali dikaitkan dengan penyakit alergi yang dapat ditandai dengan peningkatan kadar serum IgE, adanya riwayat atopik pada keluarga, riwayat asma, eksim, dan alergi lainnya.1,2

Dermatitis atopik dapat dipicu oleh iritan, allergen, mikroba, dan faktor lainnya seperti makanan, stress psikologis, dan hormon. Tatalaksana dermatitis atopik yang utama adalah menghindari pencetus itu sendiri, pengobatan lainnya bisa diberikan untuk meredakan gejala gatal-gatal, perbaikan sawar kulit, dan anti inflamasi.3

Selain dari obat-obatan sebagai tatalaksana akut dari dermatitis atopik, pengaturan diet juga bisa membantu dalam penanganan maupun pencegahan kekambuhan dermatitis atopik dengan meningkatkan konsumsi makanan-makanan anti-inflamasi. Ada beberapa kandungan dalam makanan yang bersifat anti-inflamasi sehingga dianjurkan pada orang-orang dengan dermatitis atopik seperti oily fish atau ikan berminyak, makanan yang mengandung quercetin, dan makanan yang mengandung probiotik.

Oily fish adalah ikan yang dagingnya mengandung minyak dan umumnya ditemukan pada ikan yang berdaging merah seperti salmon namun ikan ikan yang berdaging putih juga ditemukan namun dalam jumlah yang lebih sedikit dari ikan berdaging merah. Ikan berminyak memiliki banyak manfaat karena merupakan sumber vitamin A, vitamin D, serta memiliki kadar omega 3 yang tinggi, Omega 3 merupakan asam lemak yang pada beberapa studi menunjukkan konsumsi omega 3 dapat membantu mengurangi inflamasi dan alergi orang orang dengan dermatitis atopik.4 Asam lemak omega 3 bersama dengan DHA, dan EPA yang ditemukan pada minyak ikan memiliki efek protektif terhadap penyakit inflamasi seperti asma dan alergi lainnya. 5

Selain itu makanan yang memiliki kandungan quercetin juga memiliki efek anti-inflamasi. Quercetin merupakan senyawa yang memberikan pigmen pada hasil tumbuhan seperti bunga, buah, dan sayur. Quercetin juga dapat ditemukan pada buah-buahan dan sayuran seperti apel, anggur, blueberry, cherry, brokoli, bayam, tomat, dll yang bersifat anti-inflamasi. Quercetin mengandung senyawa antioksidan dan antihistamin yang kuat sehingga membantu menghambar sekresi sel mast yang berperan dalam reaksi alergi sehingga dapat membantu mengurangi inflamasi dan reaksi alergi.6

Makanan-makanan yang mengandung probiotik juga membantu menguatkan sistem imun tubuh kita. Makanan yang mengandung probiotik antara lain seperti miso, tempe, yogurt, kimchi, acar, kefir, soft cheese, sauerkraut, kombucha, dll. Probiotik dapat membantu menyeimbangkan mikroorganisme dalam usus sehingga dapat menjaga tubuh dari patogen dan allergen, serta mendukung sistem kekebalam tubuh sehingga disarankan pada orang-orang dengan dermatitis atopik.7

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat,

Yohannes Marcellino, S.Ked; dr. Rashmeeta

Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, Sp.PD, K-AI

References

  1. Eichenfield LF, Tom WL, Chamlin SL, Feldman SR, Hanifin JM, Simpson EL, et al. Guidelines of care for the management of atopic dermatitis: Section 1. Diagnosis and assessment of atopic dermatitis Work Group. J Am Acad Dermatol. 2014;70(2).
  2. Spergel JM. From atopic dermatitis to asthma: The atopic march. Vol. 105, Annals of Allergy, Asthma and Immunology. 2010.
  3. Movita T. Tatalaksana Dermatitis Atopik. Cdk-222. 2014;41(11).
  4. Miles EA, Calder PC. Can early omega-3 fatty acid exposure reduce risk of childhood allergic disease? Vol. 9, Nutrients. 2017.
  5. Miyata J, Arita M. Role of omega-3 fatty acids and their metabolites in asthma and allergic diseases. Vol. 64, Allergology International. 2015.
  6. Mlcek J, Jurikova T, Skrovankova S, Sochor J. Quercetin and its anti-allergic immune response. Vol. 21, Molecules. 2016.
  7. Rather IA, Bajpai VK, Kumar S, Lim J, Paek WK, Park YH. Probiotics and atopic dermatitis: An overview. Vol. 7, Frontiers in Microbiology. 2016.