Neuromielitis Optika (NMO) merupakan penyakit peradangan autoimun yang menyerang saraf optik pengelihatan dan juga saraf tulang belakang. Epidemiologi NMO tertinggi pada usia 40-60 tahun dan ras Afrika dan Asia. Siapapun dapat terkena NMO, namun penyakit langka ini lebih banyak ditemukan pada wanita .1 Gejala NMO meliputi radang saraf mata bilateral dengan penurunan penglihatan, nyeri belakang mata, serta radang saraf tulang belakang dengan kelemahan ekstremitas simetris, penurunan sensorik, dan gangguan berkemih. Serangan NMO adalah suatu hal yang tidak dapat diprediksi, makin parah kondisi pasien akan makin sering serangan NMO.2

NMO termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan, hanya dapat terkontrol. Tatalaksana akan NMO belum ada yang definitif. Namun berbagai metode dapat dilakukan untuk mengurangi gejala, memperbaiki fungsi saraf, dan mencegah rekurensi. Pada tahapan awal, tatalaksana serangan tiba-tiba dapat diberikan kortikosteroid (glukokortikoid) dosis tinggi seperti methylprednisolone. Obat kortikosteroid jangka panjang juga dapat membantu pasien untuk mencegah serangan NMO di kemudian hari. Selain itu dapat juga diberikan plasma exchange, dimana kandungan plasma pada darah pasien disaring dan pasien diberikan cairan plasma pengganti. Pemberian plasma darah bertujuan untuk mencuci sel imun yang berpotensi menyerang saraf.3,4

Untuk fase pemeliharaan dan preventif terhadap rekurensi, biasanya akan digunakan terapi untuk menekan respons imun, seperti Eculizumab, Inebilizumab, dan Satralizumab. Pemberian imunoterapi lain seperti azathioprine dan rituximab bersamaan dengan imunoterapi standar juga memiliki manfaat yang signifikan.5-12

Selain itu, pengobatan dengan terapi seperti fisioterapi juga terbukti dapat meringankan gejala, mencegah serangan di kemudian hari, dan menurunkan progresivitas penyakit.  NMO memiliki kemiripan dengan penyakit multiple sclerosis (MS). Akan tetapi, pengobatan MS tidak dapat digunakan pada NMO karena dapat menimbulkan kekambuhan. Pencegahan dari penyakit NMO pun sampai saat ini masih belum diketahui.13

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat,

Jonathan Salim, S.Ked; Winona Jennifer, S.Ked; dr. Rashmeeta

Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI

Referensi

  1. Papp V, Magyari M, Aktas O, Berger T, Broadley SA, Cabre P, et al. Worldwide incidence and prevalence of NMO: A systematic review. Neurology. 2021.
  2. Wingerchuk DM, Banwell B, Bennett JL, Cabre P, Carroll W, Chitnis T, et al. International consensus diagnostic criteria for neuromyelitis optica spectrum disorders. Neurology. 2015;85(2):177–89. 
  3. Sherman E, Han MH. Acute and Chronic Management of Neuromyelitis Optica Spectrum Disorder. Current Treatment Options in Neurology. 2015;17(11).
  4. Bonnan M, Valentino R, Debeugny S, Merle H, Fergé J-L, Mehdaoui H, et al. Short delay to initiate plasma exchange is the strongest predictor of outcome in severe attacks of NMO spectrum disorders. Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry. 2017;89(4):346–51.
  5. Pittock SJ, Berthele A, Fujihara K, Kim HJ, Levy M, Palace J, et al. Eculizumab in Aquaporin-4–Positive Neuromyelitis Optica Spectrum Disorder. New England Journal of Medicine. 2019;381(7):614–25.
  6. Cree BA, Bennett JL, Kim HJ, Weinshenker BG, Pittock SJ, Wingerchuk DM, et al. Inebilizumab for the treatment of neuromyelitis optica spectrum disorder (N-MOmentum): a double-blind, randomised placebo-controlled phase 2/3 trial. The Lancet. 2019Oct12;394(10206):1352–63. 
  7. Jarrel K. FDA Approves New Therapy for Rare Disease Affecting Optic Nerve, Spinal Cord. U.S. Food and Drug Administration. FDA; 2020.
  8. FDA. Highlights of Prescribing Information. Gaithersburg: U.S. Food and Drug Administration; 2020.
  9. Traboulsee A, Greenberg BM, Bennett JL, Szczechowski L, Fox E, Shkrobot S, et al. Safety and efficacy of satralizumab monotherapy in neuromyelitis optica spectrum disorder: a randomised, double-blind, multicentre, placebo-controlled phase 3 trial. The Lancet Neurology. 2020May;19(5):402–12. 
  10. FDA. Highlights of Prescribing Information Satralizumab. South San Francisco: U.S. Food and Drug Administration; 2020.
  11. Stellmann J-P, Krumbholz M, Friede T, Gahlen A, Borisow N, Fischer K, et al. Immunotherapies in neuromyelitis optica spectrum disorder: efficacy and predictors of response. Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry. 2017;88(8):639–47.
  12. Fujihara K. Neuromyelitis optica spectrum disorders. Current Opinion in Neurology. 2019Jun;32(3):385–94.
  13. Popiel M, Psujek M, Bartosik-Psujek H. Severe disease exacerbation in a patient with neuromyelitis optica spectrum disorder during treatment with dimethyl fumarate. Multiple Sclerosis and Related Disorders. 2018Nov;26:204–6.