Polymyositis adalah penyakit autoimun yang dapat menyebabkan adanya kelemahan pada otot. Ciri khas dari penyakit ini adalah terdapat kelemahan otot yang dapat disertai dengan nyeri otot atau pegal-pegal. Polymyositis jarang sekali menyerang anak-anak dan lebih banyak menyerang individu yang berusia di atas 20 tahun.1 Faktor risiko dari polymyositis adalah infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus), infeksi virus Hepatitis B, infeksi bakteri Toxoplasma sp., dan penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat kolesterol bergolongan statin.2 Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol dengan obat-obatan. Obat-obatan yang sering digunakan pada penyakit ini adalah golongan kortikosteroid, seperti Prednison.3

Polymyositis dapat menyebabkan terjadinya osteoporosis, dimana pada suatu studi, dinyatakan bahwa penderita polymyositis lebih berisiko mengalami osteoporosis. Hal ini ditunjukkan pada suatu studi dimana kadar vitamin D pada penderita polymyositis lebih rendah dibandingkan individu yang sehat. Selain itu, terapi pada polymyositis juga menggunakan steroid dalam jangka waktu yang lama, sehingga dapat menyebabkan tulang menjadi keropos. Maka dari itu, untuk mencegah hal ini terjadi, pasien polymyositis dapat diberikan suplemen vitamin D dan kalsium.4

Suplemen vitamin D dapat diberikan dengan dosis 400-800 IU per hari, dan untuk suplemen kalsium dapat diberikan dengan dosis 1 gram per hari. Sediaan dari kedua suplemen ini tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan sirup. Kedua suplemen ini dapat membantu mengurangi risiko terjadinya osteoporosis, terutama pada penderita polymyositis yang kurang terpapar dengan sinar matahari.5 Bersamaan dengan konsumsi kedua suplemen ini, diet yang kaya akan vitamin D dan kalsium, seperti susu, ikan sarden, dan kuning telur, juga dapat membantu mengurangi risiko terjadinya osteoporosis pada penderita polymyositis.6 Untuk dosis dan penggunaan suplemen vitamin D dan kalsium juga perlu didiskusikan dengan tenaga medis atau dokter terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.7

Selain vitamin D dan kalsium, suplemen yang dapat diberikan pada penderita polymyositis adalah kreatin dan omega 3. Suplemen kreatin memiliki fungsi untuk memperbaiki fungsi otot. Kreatin sendiri dapat membantu sistem imun tubuh untuk melawan inflamasi yang terjadi pada tubuh.8 Suplemen ini memberi manfaat yang lebih baik apabila penderita polymyositis juga berolahraga.5 Dosis suplemen ini dapat diberikan saat pertama kali sebanyak 8 gram per hari selama 8 hari dan 3 gram per hari untuk selanjutnya. Namun, suplemen sebaiknya tidak diberikan kepada pasien yang mengalami penyakit ginjal.9

Suplemen omega 3 juga memiliki manfaat pada penderita polymyositis. Sediaan dari suplemen ini terdapat pada minyak ikan, minyak hati ikan kod, dan minyak krill. Suplemen ini memiliki fungsi untuk meredakan inflamasi pada otot dan sendi. Selain suplemen omega 3, penderita polymyositis dapat mengonsumsi makanan-makanan yang kaya akan omega 3 seperti, sayuran hijau, kacang walnut, dan ikan salmon liar.10

Suplemen-suplemen tersebut dapat membantu perbaikan kualitas hidup dari penderita polymyositis. Karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan, suplemen-suplemen tersebut dapat mencegah komplikasi atau perburukan gejala pada penderita polymyositis. Namun, studi mengenai beberapa suplemen ini masih terbatas dan masih dibutuhkan studi yang lebih lanjut untuk mengetahui manfaat yang lebih terperinci untuk penderita polymyositis.

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat,

Claudia Kinsky Irawan, S.Ked; dr. Rashmeeta

Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, Sp.PD, K-AI

References

1.        Sarwar A, Dydyk A, Shraddha J. Polymyositis [Internet]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563129/

2.        Miller FW, Lamb JA, Schmidt J, Nagaraju K. Risk Factors and Disease Mechanisms in Myositis. Nat Rev Rheumatol 2018;255–68.

3.        Miller ML. Patient education: Polymyositis, dermatomyositis, and other forms of idiopathic inflammatory myopathy (Beyond the Basics) [Internet]. UpToDate. 2020

4.        Lee CWS, Muo CH, Liang JA, Sung FC, Hsu CY, Kao CH. Increased osteoporosis risk in dermatomyositis or polymyositis independent of the treatments: a population-based cohort study with propensity score. Endocrine 2016;52(1):86–92.

5.        Yang SH, Chang C, Lian ZX. Polymyositis and dermatomyositis – challenges in diagnosis and management. J Transl Autoimmun [Internet] 2019;2. Available from: https://doi.org/10.1016/j.jtauto.2019.100018

6.        MacRae C, Pearson-Stuttard B, Ralston SH. Vitamin D: Testing and supplementation in adults. InnovAiT Educ Inspir Gen Pract 2020;13(11):661–8.

7.        Pludowski P, Holick MF, Grant WB, et al. Vitamin D supplementation guidelines. J Steroid Biochem Mol Biol 2018;175(2016):125–35.

8.        Bredahl EC, Eckerson JM, Tracy SM, McDonald TL, Drescher KM. The Role of Creatine in the Development and Activation of Immune Responses. Nutrients 2021;

9.        Barsotti S, Lundberg IE. Current Treatment for Myositis. Curr Treat Options Rheumatol 2018;4(4):299–315.

10.      National Institutes of Health (US). Omega-3 Fatty Acids [Internet]. Natl. Institutes Heal. 2021