Kanker payudara adalah keganasan tersering dijumpai pada wanita seluruh dunia, terdapat 1,7 juta kasus baru setiap tahunnya dan kanker ini merupakan 12% dari kanker baru serta 25% dari kanker yang dijumpai di wanita. Kanker payudara dapat dijumpai pada setiap wanita, terlepas dari usia, status ekonomi dan pendidikan. Deteksi dini kanker payudara adalah kunci utama untuk pengobatan yang berhasil. Kanker payudara dapat diobati pada stadium dini namun mematikan pada stadium lanjut. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan cara mudah dan efektif untuk deteksi dini kanker payudara sebelum menyebar.

Apa itu kanker payudara?
Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker payudara terjadi apabila sel payudara mulai tumbuh tanpa terkendali. Sel tersebut akan membentuk tumor yang dapat dirasakan sebagai benjolan atau massa di sekitar payudara. Tumor dikatakan ganas (kanker) apabila sel tumor tersebut dapat tumbuh menembus jaringan sekitar atau menyebar ke bagian tubuh lainnya. Kanker payudara kebanyakan terjadi pada wanita namun pria juga dapat menderita kanker payudara.
Seberapa tinggi angka kejadian kanker payudara di Indonesia?
Menurut data dari Kementrian Kesahatan Republik Indonesia, pada tahun 2013 0.5 % total penduduk Indonesia atau sekitar 61.682 jiwa menderita kanker payudara. Data dari GLOBOCAN 2012 menunjukkan bahwa kanker payudara adalah jenis kanker dengan persentase kasus baru tertinggi sebesar 43.3% dengan persentase kematian sebesar 12.9 %.
Apa faktor resiko terjadinya kanker payudara?
Faktor resiko terjadinya kanker payudara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor resiko yang dapat diubah (modifikasi) dan faktor resiko yang tidak dapat diubah. Faktir resiko yang tidak dapat diubah adalah jenis kelamin perempuan, bertambahnya usia, riwayat keluarga kanker payudara, faktor genetik, ras kulit putih, menstruasi pertama sebelum 12 tahun, dan menopause setelah 55 tahun. Faktor resiko kanker payudara yang dapat dimodifikasi adalah konsumsi alkohol, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, tidak memunyai anak atau memunyai anak setelah 30 tahun, menggunakan kontrasepsi oral dan menggunakan terapi hormone setelah menopause.
Apa tanda dan gejala kanker payudara?
Gejala kanker payudara yang paling umum adalah timbulnya benjolan atau massa di payudara. Benjolan yang tidak nyeri, keras, dan tidak mempunyai batas yang jelas kemungkinan besar bersifat ganas. Gejala lain yang dapat muncul adalah pembengkakan sebagian atau seluruh payudara, iritasi kulit payudara, nyeri, retraksi putting, kemerahan dan penebalan payudara, dan keluarnya cairan dari puting.
Apakah kanker payudara dapat dicegah?
Resiko kanker payudara dapat diturunkan dengan cara mengubah faktor resiko yang dapat dimodifikasi. Aktivitas fisik yang rutin dapat mengurangi resiko kanker payudara. Aktivitas fisik yang disarankan adalah 150 menit aktivitas olahraga dengan intensitas sedang setiap minggunya, seperti jalan cepat, sepeda, atau berenang. Hndari konsumsi alkohol yang berlebihan dan jaga berat badan agar tidak mengalami obesitas.
Apa manfaat dari deteksi dini kanker payudara?
Tujuan dari deteksi dini kanker payudara adalah untuk menemukan kanker sebelum menyebabkan gejala. Kanker payudara yang ditemukan saat pemeriksaan deteksi umumnya kecil dan hanya terdapat di payudara.Deteksi dini dari kanker payudara meningkatkan kemungkinan kanker payudara dapat ditangani dan diobati dengan sukses. Salah satu cara sederhana dalam mendeteksi massa atau benjolan di payudara adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Bagaimana cara pemeriksaan SADARI?
Pemeriksaan SADARI dilakukan 7-10 hari setelah hari pertama menstruasi dimana payudara dalam kondisi tidak nyeri dan bengkak. Pada wanita postmenopause, waktu pemeriksaan dapat dilakukan pada awal atau akhir bulan. Pilih hari pemeriksaan yang sama setiap bulannya agar mudah diingat dan rutinitas. Pemeriksaan SADARI dilakukan dengan cara :
- Berdiri di depan cermin dan lihat kedua payudara. Periksa hal yang tidak normal seperti retraksi puting, kemerahan, atau penebalan kulit. Lihat apakah terdapat cairan dari puting. Beberapa cairan dapat bersifat normal akibat hormone atau pengobatan, namun semua cairan harus dilaporkan ke dokter. Catat warna cairan dan apakah berasal dari satu payudara atau dua payudara
- Selanjutnya letakkan tangan di pinggang, posisi badan condong ke arah kaca, dan dorong bahu dan siku ke depan. Lihat apakah ada perubahan bentuk normal dari payudara. Jangan khawatir bila bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris.
- Lihat ke kaca, angkat kedua lengan dan letakkan kedua tangan di belakang kepala. Lihat bagian bawah dari kedua payudara.
- Letakkan tangan kiri di pinggang, putar bahu ke depan, dan gunakan tangan kanan untuk mencari pembesaran getah bening disekitar dada ketiak, dan di bawah tulang leher. Kelenjar getah bening yang membesar akan terasa seperti biji jagung atau kacang. Lakukan pada sisi sebaliknya.
- Angkat tangan kiri, gunakan tiga atau empat ujung jari kanan untuk memeriksa payudara kiri. Pemeriksaan dilakukan secara melingkar dimulai dari sisi terluar dari payudara menuju keputing. Secara perlahan buat gerakan melingkar yang makin kecil ke arah puting. Jangan angkat jari ketika memeriksa payudara untuk memastikan tidak ada bagian yang terlewatkan. Pastikan pemeriksaan mencakup tulang dada, tulang leher, bagian dada atas dan ketiak. Rasakan apakah terdapat benjolan, massa, atau penebalan di bawah kulit. Tekan payudara kea rah putting dan lihat apakah ada cairan yang keluar. Ulangi pada sisi kanan.
- Pada posisi telentang, angkat tangan di atas kepala atau bantal dan lakukan pemeriksaan dengan cara yang sama. Posisi ini membuat payudara lebih datar dan lebih mudah diperiksa.

Apakah semua benjolan di payudara adalah kanker?
Kebanyakan benjolan pada payudara bersifat jinak dan tidak menyebar. Tumor payudara jinak terjadi akibat pertumbuhan yang abnormal, namun tidak menyebar keluar dari payudara, dan tidak membahayakan nyawa, namun beberapa jenis benjolan jinak dapat meningkatkan resiko kanker payudara pada perempuan. Semua benjolan di payudara harus diperiksa oleh tenaga kesehatan untuk menentukan apakah benjolan bersifat jinak atau ganas, dan apakah meningkatkan resiko kanker payudara di masa mendatang
Artikel ini ditulis oleh Aristo Pangestu S.Ked dan dr Stevent Sumantri Sp.PD. Pertanyaan dan keterangan lebih lanjut bisa hubungi stevent.sumantri@gmail.com atau twit @steventmd.
Sumber artikel : American Cancer Society, Infodatin Kementrian Kesehatan Republik Indonesia