Apa itu Human Papilloma Virus?

Vaksin Human Papilloma Virus (HPV) merupakan vaksin untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus HPV. Virus tersebut dapat menginfeksi manusia pada kulit dan membran mukosa (salah satunya adalah daerah kelamin), dan dapat menyebabkan keganasan atau kanker. Virus HPV dapat menyerang laki-laki dan perempuan. Penularan virus HPV dapat melalui hubungan seksual, terutama pada orang-orang yang sering berganti-ganti pasangan dan kehidupan seksualnya tidak bersih (>75% terinfeksi HPV). Selain itu penularannya dapat melalui jalur non-seksual yaitu dengan cara penularan langsung misalnya dari ibu yang sudah terinfeksi HPV kebayinya pada saat persalinan, penggunaan alat-alat yang telah terkontaminasi seperti handuk, dan pakaian dalam.

Apa dampak dari infeksi HPV?

Kanker leher rahim merupakan kanker tersering yang disebabkan oleh virus HPV. Kanker leher rahim menempati posisi kedua penyebab kematian terbanyak pada wanita setelah kanker payudara. Di Indonesia sendiri, 76,6% pasien terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut (IIIB ke atas), karena kanker mulut rahim dapat tidak bergejala pada stadium awal. Sehingga hal ini dapat dicegah melalui pemberian vaksin.

Ilustrasi Human Papilloma Virus Vaccine

Bagaimana vaksin untuk cegah infeksi HPV?

Di Indonesia, terdapat 2 jenis vaksin yang beredar yaitu bivalen yang mengandung 2 tipe virus HPV (16 dan 18) yang dapat mencegah kanker leher rahim dan tetravalen yang mengandung 4 tipe virus HPV (6, 11, 16 dan 18) yang dapat mencegah kanker rahim dan kutil pada kelamin.

Pemberian vaksin HPV di Indonesia disarankan pada remaja perempuan mulai dari usia  10 tahun keatas dan dapat juga diberikan pada remaja laki-laki. Pada remaja laki-laki beberapa penelitian mengatakan bahwa vaksin HPV tidak begitu bermanfaat jika diberikan pada laki-laki. Pemberian vaksin disuntikan secara intramuskular pada otot bahu dan diulang sebanyak 3 kali, untuk vaksin bivalen diberikan pada bulan ke 0, 1 dan 6 sementara pada vaksin tetravalen diberikan pada bulan 0, 2 dan 6.

Vaksin HPV akan bekerja lebih efisien apabila vaksin tersebut diberikan sebelum individu terpapar infeksi HPV. Vaksin HPV tidak boleh diberikan pada orang yang mengalami reaksi alergi berat terhadap vaksin HPV atau komponen vaksin HPV sebelumnya. Efek samping dari vaksin ini jarang dilaporkan karena vaksin ini tergolong aman, akan tetapi terdapat beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh vaksin ini yaitu nyeri, bengkak, kemerahan pada daerah suntikan, bisa juga menyebabkan demam, sakit kepala, lemah, mual dan nyeri otot atau sendi.

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat,

Florenthe Calosa Artemisia, S. Ked; Rashmeeta, S. Ked

Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI

Referensi

  1. Dokter I, Indonesia A. PEDIATRIC PRACTICE for MILLENNIAL for MILLENNIAL GENERATION. Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2018. 29-31 p.
  2. Siti Rayhani F. Sekilas tentang Vaksin HPV [Internet]. [cited 2020 Sep 25]. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-tentang-vaksin-hpv