Alergi obat merupakan sebuah hipersensitivitas pada tubuh sebagai reaksi dari imunologis pada tubuh terhadap sebuah obat. Hal tersebut menyebabkan timbulnya beberapa gejala pada tubuh akibat paparan terhadap sebuah obat. Gejala – gejala dan alergi obat tentunya mempengaruhi kualitas hidup pasien dan juga dapat menyebabkan atau mempengaruhi pengobatan pasien1. Pada umumnya strategi yang dilakukan pada seseorang dengan alergi obat adalah untuk menghindari dan menghentikan penggunaan atau konsumsi dari obat yang menyebabkan reaksi alergi pada seseorang. Terdapat beberapa faktor resiko terkait dengan peningkatan resiko terhadap alergi obat yaitu usia, jenis kelamin, infeksi terhadap virus tertentu, dan faktor terkait obat (1). Alergi obat sering kali terjadi pada dewasa muda dan sering kali terjadi pada wanita dibandingkan pria. 

Alergi obat dapat mencetuskan atau menimbulkan manifestasi klinis maupun gejala pada kulit seperti kemerahan pada kulit, gatal-gatal pada kulit atau urtikaria, pembengkakkan pada kulit juga dapat terjadi. Selain pada kulit juga dapat menimbulkan atau mencetuskan terjadinya reaksi alergi yang parah dan mengancam nyawa (syok anafilaksis) dan menimbulkan gejala seperti sesak (2). 

Terdapat beberapa suplemen yang bermanfaat untuk penderita alergi obat. Vitamin C bermanfaat untuk alergi karena vitamin C dapat bekerja sebagai antihistamin dan antioksidan alami dan berdasarkan beberapa penelitian vitamin C dikatakan dapat mengurangi peradangan maupun pembengkakkan yang disebabkan oleh reaksi alergi (3,4). 

Histamin merupakan senyawa imun yang diproduksi oleh sel imun. Histamin dapat menyebabkan pelebaran dan peningkatan permeabilitas kapiler serta menyebabkan terjadinya gejala-gejala alergi. Dalam sebuah penelitian didapat hasil bahwa vitamin C dapat menurunkan kadar histamin sehingga disebut sebagai antihistamin alami walaupun mekanisme pastinya belum diketahui secara pasti3. Akan tetapi vitamin C bekerja secara berbeda dengan obat golongan antihistamin karena vitamin C menurunkan jumlah produksi histamin sedangkan antihistamin memblok reseptor histamin dalam tubuh (5,6,7). 

Quercetin merupakan sebuah pigmen tanaman flavonoid yang dapat ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran seperti apel (7,4%), tomat, kentang (3,9%), selada (3,8%), dan lain-lain8. Quercetin juga tersedia dalam bentuk suplementasi yang baik untuk dikonsumsi orang dengan alergi obat. Quercetin memiliki sifat biologis anti-inflamasi, antioksidan, dan anti karsinogenik. Quercetin menstabilkan sel mast yang menyebabkan reaksi alergi dan mengurangi pelepasan histamin dalam tubuh sehingga dapat membantu mengurangi gejala alergi (8) 

Phytosterols atau yang pada umumnya disebut juga sebagai plant sterol merupakan senyawa alami yang dapat ditemukan dalam membran sel tumbuhan. Phytosterols mempunyai efek anti-inflamasi, antioksidan, dan anti karsinogenik9. Phytosterols mempunyai mekanisme sebagai anti inflamasi dengan cara menghambat sekresi mediator inflamasi seperti interleukin-6. Phytosterols juga memiliki mekanisme yang menyebabkan penurunan pelepasan histamin sehingga phytosterols sangat bermanfaat untuk individu dengan alergi pada umumnya maupun alergi obat (9).

Grape seed extract merupakan ekstrak biji anggur yang dibuat dari biji anggur yang dihancurkan. Grape seed extract memiliki efek antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin C. Grape seed extract juga mengandung beberapa enzim yang mengkatalisis pelepasan histamin selama peradangan dan alergi sehingga grape seed extract bermanfaat untuk dikonsumsi oleh individu dengan alergi pada umumnya maupun alergi obat (10). 

Ekstrak echinacea purpurea merupakan tanaman yang dijadikan suplementasi dan mempunyai sifat anti-inflamasi dan anti alergi yang baik. Ekstrak echinacea purpurea memiliki efek penghambatan yang signifikan pada pelepasan histamin sehingga ekstrak echinacea purpurea memiliki efek untuk menghilangkan dan mengurangi gejala alergi pada umumnya maupun alergi obat (11,12). 

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat,

Abigail Cheryl, S.Ked, dr. Rashmeeta

Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, KAI

Referensi

  1. Warrington R, Silviu-Dan F. Drug allergy. Allergy Asthma Clin Immunol. 2011 Nov 10;7 Suppl 1(Suppl 1):S10. doi: 10.1186/1710-1492-7-S1-S10. PMID: 22165859; PMCID: PMC3245433.
  1. InformedHealth.org [Internet]. Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG); 2006-. Drug allergies: Overview. [Updated 2020 May 7]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK447110/
  1. Carr AC, Maggini S. Vitamin C and Immune Function. Nutrients. 2017 Nov 3;9(11):1211. doi: 10.3390/nu9111211. PMID: 29099763; PMCID: PMC5707683.
  1. Pellow J, Nolte A, Temane A, Solomon EM. Health supplements for allergic rhinitis: A mixed-methods systematic review. Complement Ther Med. 2020 Jun;51:102425. doi: 10.1016/j.ctim.2020.102425. Epub 2020 May 17. PMID: 32507438.
  1. Branco ACCC, Yoshikawa FSY, Pietrobon AJ, Sato MN. Role of Histamine in Modulating the Immune Response and Inflammation. Mediators Inflamm. 2018 Aug 27;2018:9524075. doi: 10.1155/2018/9524075. PMID: 30224900; PMCID: PMC6129797.
  1. Church MK, Church DS. Pharmacology of antihistamines. Indian J Dermatol. 2013 May;58(3):219-24. doi: 10.4103/0019-5154.110832. PMID: 23723474; PMCID: PMC3667286.
  1. Johnston CS, Martin LJ, Cai X. Antihistamine effect of supplemental ascorbic acid and neutrophil chemotaxis. J Am Coll Nutr. 1992 Apr;11(2):172-6. PMID: 1578094.
  1. Li Y, Yao J, Han C, Yang J, Chaudhry MT, Wang S, Liu H, Yin Y. Quercetin, Inflammation and Immunity. Nutrients. 2016 Mar 15;8(3):167. doi: 10.3390/nu8030167. PMID: 26999194; PMCID: PMC4808895.
  1. Berger A, Jones PJ, Abumweis SS. Plant sterols: factors affecting their efficacy and safety as functional food ingredients. Lipids Health Dis. 2004 Apr 7;3:5. doi: 10.1186/1476-511X-3-5. PMID: 15070410; PMCID: PMC419367.
  1. Gupta M, Dey S, Marbaniang D, Pal P, Ray S, Mazumder B. Grape seed extract: having a potential health benefits. J Food Sci Technol. 2020;57(4):1205-1215. doi:10.1007/s13197-019-04113-w
  1. Zorig A, Toko R, Sukhbold E, Takasugi M, Arai H. Echinacea purpurea water extracts suppress the release of chemical mediators from mast cells. Biosci Biotechnol Biochem. 2021 Mar 24;85(4):931-940. doi: 10.1093/bbb/zbaa125. PMID: 33686410.
  1. Manayi A, Vazirian M, Saeidnia S. Echinacea purpurea: Pharmacology, phytochemistry and analysis methods. Pharmacogn Rev. 2015;9(17):63-72. doi:10.4103/0973-7847.156353