Human immunodeficiency virus (HIV) adalah sebuah virus yang menyerang sistem imun tubuh manusia, sehingga fungsi sistem kekebalan tubuh menurun dan rentan diserang berbagai penyakit atau yang disebut infeksi oportunistik1. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan stadium akhir dari penyakit HIV terdiri dari berbagai kumpulan gejala atau penyakit akibat turunnya sistem imun tubuh akibat HIV2.
HIV ditularkan melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik, alat-alat injeksi, alat-alat operasi, atau alat lain yang invasif yang digunakan secara bersama atau menggunakan alat bekas dengan orang lain, seks tanpa proteksi, transmisi dari ibu yang terinfeksi ke janin1,2. Hingga sampai saat ini infeksi HIV belum dapat disembuhkan namun dapat diobati dengan obat-obatan antiretroviral dan pengobatan infeksi oportunistik sesuai dengan jenis penyakitnya3.
Bagaimana cara mencegah infeksi oportunistik?
Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam mencegah terjadinya infeksi oportunistik antara lain dengan menerapkan hubungan seks yang aman menggunakan pengaman dan karena beberapa infeksi didapatkan melalui rute oral yang seringkali berupa makanan/minuman sehingga disarankan untuk tidak mengonsumsi susu atau keju yang tidak terpasteurisasi, minum air yang sesungguhnya bersih dan jernih, makan makanan yang sesungguhnya matang, dll. Jika memiliki binatang peliharaan agar divaksinasi dan selalu mencuci tangan sehabis menyentuh binatang peliharaan.
Infeksi oportunistik seringkali didapatkan dari orang lain, sehingga perlu diperhatikan untuk tetap menjaga jarak terhadap orang yang sedang sakit, selalu menggunakan barang-barang pribadi ketika berada di fasilitas umum seperti gym, toilet, dll. Penting untuk rutin melakukan vaksin, patuh berobat dan rutin kontrol ke dokter untuk penggunaan obat-obatan antiretroviral serta membuat jurnal mengenai kondisi kesehatan jika ada tanda dan gejala baru untuk kemudian dapat dilaporkan kepada dokter, dan yang terakhir adalah selalu menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga rutin4,5.

Bagaimana cara meningkatkan fungsi imun pada penderita HIV-AIDS?
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar dan fungsi imun tubuh antara lain dengan memperbaiki nutrisi dan pola makan. Diketahui bahwa orang yang terinfeksi HIV rentan untuk terjadi malnutrisi. Suplementasi vitamin dan konsumsi makanan yang sehat akan menurunkan katabolisme protein dan meningkatkan massa otot murni, suplementasi vitamin juga meningkatkan sistem imun tubuh.
Nutrisi yang baik juga mempengaruhi obat-obatan antiretroviral sebab beberapa antiretroviral mengganggu metabolisme lipid, glukosa, metabolisme tulang, dan asidosis laktat, sehingga dengan mengonsumsi suplementasi tambahan berupa vitamin dan makanan yang sehat membantu mengurangi gejala dan komplikasi HIV6.
Berolahraga secara teratur juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Berolahraga dapat membantu mengatur berat badan, pembentukan massa otot murni, dan mengurangi lemak dalam tubuh. Bukti ilmiah menyatakan bahwa dengan berolahraga maka dapat meningkatkan fungsi sistem imun dan menurunkan inflamasi kronis7.
Tersenyum dan tertawa merupakan salah satu unsur yang berperan penting dalam meningkatkan sistem imun tubuh (affective immunology). Dengan memiliki emosi yang ceria maka serotonin akan dilepaskan dan menstimulasi sitokin dan monosit sebagai pertahanan tubuh melawan penyakit8. Vaksin adjuvan diberikan sebagai booster pada vaksin untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada pasien HIV. Pemberian adjuvan pada vaksin meningkatkan imunitas humoral dan membantu meningkatkan sistem imun. Adjuvan diperlukan untuk membantu stimulasi terutama oleh sel-sel imun.
Diskusi lanjut dengan Dokter Imun
Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.
Salam sehat bermanfaat,
Kevin, S. Ked; Rashmeeta, S. Ked
Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI
Referensi
- Capriotti T. HIV/AIDS. Home Healthcare Now. 2018
- Deeks, S, Overbaugh J, Phillips A, et al.. HIV infection. Nature Reviews Disease Primers. 2015
- Cihlar T, Fordyce M.. Current status and prospects of HIV treatment. Current Opinion in Virology. Elsevier. 2016
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC). AIDS and Opportunistic Infection. Page last reviewed: August 6, 2019. Available from : https://www.cdc.gov/hiv/basics/livingwithhiv/opportunisticinfections.html
- Jose I, Rafael R, Koldo A, et al. Prevention and treatment of opportunistic infections and other coinfections in HIV-infected patients : May 2015. Elsevier. Article Vol 34. Num 8. 2016
- Thimmapuram R, Lanka S, Esswein A, et al. Correlation of Nutrition with Immune Status in Human Immunodeficiency Virus Outpatients. Mo Med. 2019
- Ibeneme C, Irem O, Iloanusi I. et al. Impact of physical exercises on immune function, bone mineral density, and quality of life in people living with HIV/AIDS: a systematic review with meta-analysis. BMC Infect Dis. 2019
- D’Acquisto F. Affective immunology: where emotions and the immune response converge. Dialogues Clin Neurosci. 2017