Lupus atau yang dikenal juga sebagai systemic lupus erythematous (SLE), adalah penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat tubuh. Respon ini dapat menyebabkan peradangan pada seluruh tubuh, termasuk pembuluh darah, jantung, kulit, ginjal, persendian, paru – paru dan otak, sehingga menimbulkan beberapa gejala seperti demam, nyeri sendi, pembengkakan sendi, rambut rontok, sariawan, rasa lelah, sariawan dan ruam merah yang umumnya ditemukan pada muka.1
Pada lupus, terdapat suatu episode yang disebut flare, dimana gejala muncul atau bertambah berat. Para ahli percaya bahwa pola diet anti-inflamasi dapat membantu mengurangi episode flare tersebut. Diet yang memadai juga penting untuk membantu melawan kondisi lainnya terkait SLE seperti diabetes mellitus dan obesitas, yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.2
Sumber makronutrien yang baik bagi penderita lupus adalah asam amino, asam lemak tak jenuh dan serat. Beberapa contoh dari makanan yang mengandung banyak asam amino adalah telur, daging, produk susu dan kacang – kacangan. Asupan protein yang moderat (0,6g/kgBB/hari) berguna untuk mempertahankan fungsi ginjal pada penderita SLE. Terdapat dua macam asam lemak tak jenuh, yaitu omega-3 dan omega-6. Sumber utama omega-3 yang baik adalah minyak ikan, minyak krill dan minyak kanola. Sedangkan sumber utama omega-6 adalah minyak bunga matahari. Asam lemak omega-3 juga dapat ditemukan pada ikan berlemak seperti salmon dan makerel. Para ahli menyatakan bahwa mengkonsumsi ikan berlemak setidaknya dua kali seminggu dapat membantu penderita lupus untuk mengurangi peradangan. Direkomendasikan asupan harian serat adalah sekitar 38 gram untuk pria dan 25 gram untuk wanita. Sumber baik untuk serat adalah buah – buahan atau sayur – sayuran berwarna seperti bayam, bluberi dan jeruk, karena mengandung antioksidan yang cukup tinggi untuk melawan peradangan. Makanan biji – bijian seperti nasi merah, kuinoa dan roti gandum juga merupakan sumber antioksidan yang baik.
Sumber micronutrient yang baik dikonsumsikan penderita lupus adalah vitamin A, B kompleks, C, D dan E. Sumber vitamin A alami yang utama adalah wortel, labu, bayam, ubi jalar dan hati. Vitamin B kompleks ditemukan dapat memperingan gejala klinis pada SLE. Suplai makanan terbaik untuk vitamin B kompleks adalah daging merah dan sereal. Sumber lainnya dari vitamin B kompleks adalah ayam, salmon, sarden, kacang – kacangan, telur, pisang dan alpukat. Vitamin C diketahui sebagai antioksidan penting yang dapat mencegah stress oksidatif sehingga mengurangi peradangan. Vitamin C harus ditambahkan pada pasien SLE dengan dosis maksimum 1g/hari, atau juga dapat dikombinasi dengan vitamin E karena aksi mereka yang sinergis. Sumber vitamin C yang sangat baik adalah jus jeruk, jeruk keprok, papaya dan brokoli. Vitamin D adalah hormon steroid yang berperan penting dalam metabolisme mineral dan keseimbangan sistem kekebalan, Defisiensi vitamin D telah dikaitkan dengan peningkatan kerentanan terhadap SLE. Makanan dengan kandungan vitamin D yang baik adalah telur dan ikan berlemak seperti salmon, makerel dan sardine. Vitamin E, jika dikombinasikan dengan asam lemak omega-3 dapat menyebabkan berkurangnya inflamasi dalam tubuh. Terdapat juga mineral – mineral yang dapat bermanfaat untuk penderita SLE. Mineral – mineral ini adalah kalsium, zinc, sodium dan besi.
Penderita lupus sebaiknya mendapatkan diet yang tinggi akan makanan yang dapat memberikan efek anti-inflamasi. Diet ini harus mencakup makronutrien, mikronutrien dan mineral-mineral yang adekuat untuk penyandang lupus.

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun
Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.
Salam sehat bermanfaat,
Juan Kevin Phenca, S. Ked; Rashmeeta, S. Ked
Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI
Referensi
- Vaillant AAJ, Goyal A, Bansal P, Varacallo M. Systemic Lupus Erythematosus. The Japan Society for Clinical Immunology. 2017;40(6).
- Diet. Johns Hopkins Lupus Center. Johns Hopkins Medicine; 2019.
- Islam M, Khandker S, Kotyla P, Hassan R. Immunomodulatory Effects of Diet and Nutrients in Systemic Lupus Erythematosus (SLE): A Systematic Review. Frontiers in Immunology. 2020;11.
- Constantin M, Nita I, Olteanu R, Constantin T, Bucur S, Matei C et al. Significance and impact of dietary factors on systemic lupus erythematosus pathogenesis (Review). Experimental and Therapeutic Medicine. 2018;.