Dermatitis alergi adalah penyakit inflamasi pada kulit, kronis, sering terjadi kekambuhan, dan terutama pada anak-anak. Pada dermatitis alergi menghasilkan antibodi imunoglobulin E (IgE) sebagai respons terhadap sejumlah kecil protein lingkungan umum seperti serbuk sari, tungau debu rumah, dan alergen makanan. Dermatitis alergi umum dikenal dengan eksim.1,2
Gejala yang dapat timbul antara lain seperti kulit menjadi gatal, kering, pecah-pecah,perih, bercak kecil kulit kering, atau kulit meradang yang meluas di seluruh tubuh. Meskipun dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun, namun daerah tangan, bagian dalam siku, punggung lutut, serta wajah dan kulit kepala pada anak-anak yang paling sering ditemukan. Selain itu, dapat terjadi periode ketika gejala kurang terlihat, serta periode ketika gejala menjadi lebih parah.3
Faktor yang memicu munculnya gejala seperti pakaian wol, air panas atau hangat dan mandi lama harus dihindari. Beberapa infeksi, terutama stafilokokus. Makanan tertentu seperti susu sapi, telur, kacang, gandum, dan lainnya. Fenomena lain yang dapat memperparah eksim adalah urtikaria kontak, yaitu reaksi setelah kulit terpapar makanan, misalnya buah jeruk atau tomat. Kulit di sekitar mulut sering menjadi lokasi yang rentan, dan stress emosional dapat memicu timbulnya gejala.1,3,4
Olahraga dapat membantu meredakan stres, meningkatkan suasana hati, memperkuat jantung, dan meningkatkan kesehatan. Tetapi ketika mengalami dermatitis alergi semua olahraga yang memicu keringat dan pembentukan panas dapat membuat kulit menjadi merah dan gatal. Terdapat prinsip dan pemilihan olahraga pada dermatitis alergi yaitu olahraga nyaman yang tidak memperburuk kondisi kulit seperti mengurangi keringat dan paparan panas dengan memakai handuk saat berolahraga sehingga dapat menghapus keringat yang menumpuk. Hindari badan menjadi sangat panas dengan sering-sering beristirahat selama latihan agar tubuh menjadi dingin. Membawa botol air selama latihan agar lebih mudah untuk tetap terhidrasi. Lalu, hindari memakai pakaian dengan bahan sintetis, tekstur bahan sintetisnya bisa terasa kasar dan mengiritasi kulit.5
Pemilihan olahraga seperti latihan kekuatan dengan beban, menggunakan mesin olahraga, atau menggunakan berat badan diri sendiri. Hampir semua program latihan kekuatan membutuhkan istirahat setidaknya 60 detik di antara set untuk minum air dan mengeringkan keringat. Olahraga dapat dilakukan di tempat gym atau di rumah sendiri untuk menghindari olahraga di cuaca panas. Selain itu, latihan sirkuit untuk mendapatkan latihan kardio hanya menggunakan sepasang dumbel latihan seluruh tubuh serta menjaga kesehatan jantung, jalan rutin setiap hari selama 30 menit yang memberi dampak lebih rendah pada persendian dan lebih sedikit keringat dibandingkan berlari. Tidak lupa untuk membawa botol air, handuk kecil saat mulai berkeringat serta menggunakan topi atau tabir surya bebas bahan kimia yang mengiritasi, dan pilihan lainnya adalah renang. Renang di dalam ruangan yang dianjurkan karena tidak khawatir dengan panas. Namun yang perlu diperhatikan apakah ada iritasi klorin yang harus mandi segera setelah berenang.5

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun
Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.
Salam sehat bermanfaat,
Mutiara Marsha Ramadhanti, S. Ked; Rashmeeta, S. Ked
Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI
Referensi
1. Thomsen SF. Atopic Dermatitis: Natural History, Diagnosis, and Treatment. ISRN Allergy [Internet]. 2014;2014:1–7. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4004110/
2. Kolb L, Ferrer-Bruker SJ. Atopic Dermatitis. Treasure Isl StatPearls Publ [Internet]. 2020; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448071/
3. Lee JH, Son SW, Cho SH. A comprehensive review of the treatment of atopic eczema. Allergy, Asthma Immunol Res. 2016;8(3):181–90.
4. National Eczema Association. Eczema Causes and Triggers. 2019;94945. Available from: https://nationaleczema.org/eczema/causes-and-triggers-of-eczema/
5. Fuller J, Cox M. Eczema and Exercise. 2021;www.nationaleczema.org. Available from: https://nationaleczema.org/eczema-exercise/