Mastositosis adalah suatu kondisi di mana tubuh memproduksi sel mast secara berlebihan. Sel mast merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang bertanggung jawab untuk proses inflamasi. 1 Tugas sel mast adalah mendeteksi serangan kuman penyebab infeksi dan kemudian memicu respons inflamasi dengan melepaskan sebuah senyawa yaitu histamin sebagai bentuk perlindungan. Namun, produksi sel mast yang berlebihan dapat memicu respons peradangan yang berlebihan (seperti reaksi alergi), termasuk gatal, bersin, hidung tersumbat, nyeri perut, radang, dan masalah pencernaan. Ada dua jenis mastositosis, yakni mastositosis kulit bila penumpukan sel mast hanya terjadi di kulit, yang biasanya terjadi pada anak-anak, sedangkan mastositosis sistemik terjadi penumpukan sel mast pada lebih dari satu bagian tubuh seperti tulang, kulit, dan organ dalam lainnya. 2 Mastositosis sistemik umumnya terjadi pada orang dewasa. Gejala klinis mastositosis pada penderita berbeda-beda tergantung lokasi atau jenis penumpukannya. Pada mastositosis kulit, gejala yang ditunjukkan adalah merah, ruam atau bercak kemerahan yang gatal, benjolan di kulit, jika tergores, ruam menjadi kemerahan dan bengkak. Sedangkan, gejala mastositosis sistemik meliputi hidung tersumbat, kelelahan, sakit kepala, diare, sakit perut, mual, atau muntah. Sensasi seperti pingsan atau kehilangan kesadaran tekanan darah rendah, palpitasi, anemia dan kelainan darah lainnya. Pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening, osteoporosis, gangguan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan. 3 

Diagnosis mastositosis berdasarkan pada tanya jawab gejala pasien dan riwayat kesehatan. Selain itu, dapat dilakukan melalui pemeriksaan penunjang seperti biopsi kulit yaitu pengambilan sampel jaringan kulit pasien untuk memeriksa keberadaan sel mast, tes darah dan urin untuk memeriksa kadar sel mast dalam darah dan urin pasien. Ultrasonografi perut untuk memeriksa hati dan limpa yang membesar. DEXA-Scan untuk memeriksa kepadatan tulang, pemeriksaan sumsum tulang, pengambilan sampel untuk memeriksa tingkat sel mast pada tulang pasien sumsum dan dapat dilakukan tes genetik untuk mendeteksi kelainan genetik. 4 

Tujuan pengobatan mastositosis adalah untuk mengontrol gejala, mengurangi kerusakan organ, meningkatkan kualitas hidup, dan memperpanjang kelangsungan hidup. Gejala mastositosis pada kulit bisa diredakan dengan mengonsumsi obat alergi (antihistamin) seperti hydroxyzine. Selain antihistamin, mastositosis di kulit bisa diredakan dengan pemberian krim kortikosteroid. Dokter akan meresepkan tergantung pada bagian tubuh atau organ di mana reaksi inflamasi (peradangan) terjadi. Selain itu dengan menghindari pemicu pelepasan mediator sel mast dan terapi gejala untuk mengontrol gejala yang terkait dengan pelepasan mediator ini adalah dasar pengobatan. Pemicunya antara lain rangsangan fisik (panas, dingin, iritasi kulit mekanis), stres emosional, 2 obat (aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid lainnya (NSAID), alkohol, morfin, polimiksin B, amfoterisin B, beberapa obat umumnya anestesi, diografi dan dekstrometorfan. 5 

Diharapkan untuk konsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika memiliki gejala seperti tertera sehingga bisa mendapatkan pengobatan yang baik. 

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat,  

Lisa Rehinda Tampake, S. Ked; Rashmeeta, S. Ked 

Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI 

Referensi 

  1. Lange M, Nedoszytko B, Gorska A, Zawrocki A, Sobjanek M, Kozlowski D. Mastocytosis in children and adults: clinical disease heterogeneity. Arch Med Sci. 2012; 8: 533-41 
  1. Wolff K , Koma r M, P etzelbaue r P. Clinical and histopathological aspects of  cutaneous mastocytosis.  Leuk Res. 2001; 25: 519-28 
  1. Valent P, Sperr WR, Schwartz LB, Horny HP. Diagnosis and classification of mast cell proliferative disorders: delineation from immunologic diseases and non-mast cell hematopoietic neoplasms. J Allergy Clin Immunol 2004; 114:3. 
  1. Akin C. Molecular diagnosis of mast cell disorders: a paper from the 2005 William Beaumont Hospital Symposium on Molecular Pathology. J Mol Diagn 2006; 8:412. 
  1. Pardanani A, Akin C, Valent P. Pathogenesis, clinical features, and treatment advances in mastocytosis. Best Pract Res Clin Haematol 2006; 19:595.