Rhinosinusitis alergi merupakan suatu kondisi peradangan pada daerah sinus di hidung dan selaput lendir pada rongga hidung yang disebabkan oleh paparan terhadap alergen.1 Rhinosinusitis alergi dapat dipicu oleh terhirupnya alergen bahan iritan, polusi atau debu, udara dingin, polen/serbuk sari, jamur, spora, lateks, tungau, dan bulu hewan.1 Beberapa gejala khas rhinosinusitis alergi meliputi bersin, gatal-gatal dan hidung yang tersumbat atau hidung berair. nyeri pada bagian wajah yang terasa penuh seperti ada tekanan, hidung tersumbat, hidung meler/berair, hilangnya indra penciuman, dan demam.2
Terapi dari rhinosinusitis alergi yang utama adalah untuk menghindari paparan alergen yang dapat mencentuskan gejala. Pengobatan yang dapat diberikan pada pasien dengan rhinosinusitis alergi yaitu3:
- Obat semprot berbahan kortikosteroid
Monoterapi dengan obat semprot kortikosteroid merupakan pilihan utama untuk rhinosinusitis alergi. Terapi ini berbentuk semprotan hidung dan berfungsi mengurangi reaksi peradangan pada hidung sehingga dapat meredakan gejala hidung tersumbat, terasa gatal dan merah. Contoh dari obat golongan ini adalah budesonide dan fluticasone. Efek samping dari penggunaan obat ini untuk jangka panjang yaitu resiko pendarahan/hidung mimisan karena terjadi kerusakan pada mukosa atau berkurangnya selaput di rongga hidung, dan iritasi.
- Antihistamin
Antihistamin merupakan golongan obat dengan kerja cepat. Pada penderita rhinosinusitis alergi, sistem imun akan bereaksi secara berlebihan sehingga terjadi pelepasan histamin dari sel darah putih, yang akan memicu terjadinya peradangan saat terjadi paparan terhadap zat alergen. Antihistamin berkerja dengan cara menghambat pelepasan histamin sehingga tidak menimbulkan gejala peradangan, seperti hidung tersumbat dan mata berair.4 Antihistamin tersedia dalam bentuk semprotan hidung atau obat minum. Contoh obatnya yaitu levocetrizine, loratadine, dan cetirizine. Efek samping antihistamin generasi pertama yaitu sakit kepala, hidung kering dan mual.
- Dekongestan
Dekongestan berkerja dengan cara meredakan pembengkakan pembuluh darah di dalam hidung sehingga berfungsi meredakan hidung tersumbat. Contoh dekongestan intranasal yaitu phenylephrine, oxymetazoline, dan untuk oral yaitu pseudoephedrine. Efek samping dari dekongestan yaitu iritasi pada lapisan hidung, mulut terasa kering, sulit tidur dan tremor atau gemetaran.
- Irigasi hidung
Tindakan ini dilakukan untuk membersihkan rongga hidung dengan menyemprotkan atau menyedot cairan khusus melalui hidung, lalu mengeluarkannya oleh mulut.
- Desensitisasi
Tindakan ini dilakukan dengan menyuntikan alergen dengan dosis kecil, dan ditingkatkan secara bertahap dengan tujuan menurunkan sensitivitas imun terhadap alergen tersebut.4,5

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun
Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.
Salam sehat bermanfaat,
Rahma Yunita Ayu Roztini Mahroza, S.Ked; Rashmeeta, S.Ked
Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI
Referensi
- NHS. Allergic Rhinitis. The National Health Service UK (NHS). https://www.nhs.uk/conditions/allergic-rhinitis/.
- KEMENKES. Peradangan hidung dan sinus (Rhinosinusitis). Unit Kesehatan Rumah Sakit RSUP Dr. Sarditjo.
- Akhouri S, House SA. Allergic Rhinitis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538186/. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan.
- Skoner DP. Allergic rhinitis: definition, epidemiology, pathophysiology, detection, and diagnosis. J Allergy Clin Immunol. 2001 Jul;108(1 Suppl):S2-8
- Pawankar R, Mori S, Ozu C, Kimura S. Overview on the pathomechanisms of allergic rhinitis. Asia Pac Allergy. 2011 Oct;1(3):157-67.