Crohn’s disease atau penyakit Crohn adalah salah satu penyakit radang usus kronis yang menyebabkan peradangan pada lapisan dinding sistem pencernaan. Kondisi ini dapat terjadi pada bagian mana saja dari saluran pencernaan, namun paling sering terjadi pada bagian usus halus dan usus besar.1 Faktor resiko dari penyakit Crohn yaitu orang yang berusia antara 20-29 tahun, memiliki riwayat keluarga dengan Inflammatory Bowel Disease (IBD), dan orang yang merokok.2 Gejala-gejala yang sering terjadi antara lain nyeri perut, mual dan muntah, diare, BAB berdarah atau berlendir, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, dan demam.3
Tujuan pengobatan pasien dengan penyakit Crohn adalah untuk mengobati serangan akut, mencapai remisi atau keadaan dimana pasien bebas gejala, diikuti dengan pemberian obat rutin untuk mengurangi kekambuhan penyakit. Keadaan remisi dapat dicapai dengan cara meredakan gejala yang dirasakan pasien dan menyembuhkan dinding mukosa yang luka di bagian saluran pencernaan. Setelah itu, pengobatan jangka panjang diberikan agar mencegah kekambuhan dan mempertahankan remisi.4
Terdapat berbagai macam jenis obat dalam terapi penyakit Crohn.Untuk mengatasi serangan akut, pasien-pasien yang mengeluhkan gejala diare dapat diberikan obat anti-diare yang bertujuan untuk mengurangi gerakan usus, dan mengurangi volume tinja. Contoh obat yaitu: Loperamid dan difenoksilat-atropine.5 Selain itu terdapat obat Aminosalisilat, yang bertujuan sebagai anti-inflamasi atau anti peradangan.6 Obat kortikosteroid juga dapat membantu untuk mengurangi inflamasi dan membantu mencapai remisi dari penyakit Crohn aktif. Kortikosteroid umumnya diberikan jika Aminosalisilat tidak efektif. Kortikosteroid yang paling umum dipilih yaitu kortison, prednisone, prednisolone, hydrocortisone dan methylprednisolone.6
Pasien dengan gejala ringan-sedang umumnya dapat dirawat jalan dan masih dapat makan dan minum seperti biasa, walaupun terkadang disertai sedikit rasa tidak nyaman. Pasien-pasien ini tidak memiliki gejala dehidrasi, demam ataupun keluhan yang parah. Pada kasus ini cukup diberikan kortikosteroid topikal yang dioleskan di kulit, seperti budesonide dan sulfasalazine.7
Pasien dengan gejala sedang-berat adalah pasien yang memiliki gejala yang signifikan seperti penurunan berat badan dan muntah hebat, dan gejala tersebut tidak hilang dengan terapi gejala ringan-sedang. Untuk pilihan pertama, dapat diberikan obat minum kortikosteroid seperti prednisone.4
Selain itu pasien dapat diberikan imunosupresan yang berkerja dengan cara menekan kerja sistem imun sehingga reaksi peradangan pada saluran pencernaan dapat diredakan. Fungsi dari obat ini yaitu untuk mencegah kebutuhan kortikosteroid yang berlebih, memperbaiki kualitas hidup dengan mengurangi gejala diare, pendarahan saluran pencernaan, dan rasa nyeri.
Pasien dengan gejala sangat berat pada umumnya ditandai dengan gejala penurunan volume otot dan gejala yang terus-menerus meskipun telah diberikan terapi yang memadai. Untuk pilihan pertama, pasien ini diterapi dengan kortikosteroid seperti Methylprednisolone, dan diberikan dengan infus yang diberikan selama 7 hari. Jika gejala tidak membaik dalam 7 hari, maka dapat dipertimbangkan untuk dilakukannya operasi kolektomi. Operasi kolektomi adalah tindakan bedah yang bertujuan untuk memotong bagian kolon/ usus besar yang terkena penyakit Crohns.8
Bagi pasien-pasien dengan penyakit Crohns, pemeriksaan darah lengkap dianjurkan untuk diperiksa setiap 3 bulan sekali saat menggunakan imunosupresan.9 Selain dari obat-obatan, beberapa hal yang dapat mengurangi faktor resiko kekambuhan penyakit Crohns yaitu untuk berhenti merokok, hindari asap dan polusi, menghindari beberapa obat-obatan seperti golongan anti nyeri NSAID yang diketahui dapat memperparah gejala Crohns, dan juga mengurangi stres. Tentunya, pasien-pasien juga perlu tetap mengutamakan hidup sehat dengan mengkonsumsi banyak sayur dan buah-buahan, olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup.
Hindari penggunaan obat apapun bila belum melakukan konsultasi dengan dokter yang biasanya merawat penyakit Crohnsnya.

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun
Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.
Salam sehat,
Rahma Yunita Ayu Roztini Mahroza, S.Ked; dr. Rashmeeta
Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI
Referensi
- National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Tracts. Crohn’s Disease. NIH NIDDK. 2017.
- Molodecky NA, Soon IS, Rabi DM, et al. Increasing incidence and prevalence of the inflammatory bowel diseases with time, based on systematic review. Gastroenterology. 2012;142(1):46–54.
- Seyedian SS, Nokhostin F, Malamir MD. A review of the diagnosis, prevention, and treatment methods of inflammatory bowel disease. J Med Life. 2019;12(2):113-122. doi:10.25122/jml-2018-0075
- Gade AK, Douthit NT, Townsley E. Medical Management of Crohn’s Disease. Cureus. 2020;12(5):e8351. Published 2020 May 29. doi:10.7759/cureus.8351
- Triantafillidis JK, Merikas E, Georgopoulos F. Current and emerging drugs for the treatment of inflammatory bowel disease. Drug Des Devel Ther. 2011 Apr 6; 5():185-210.
- Lim WC, Wang Y, MacDonald JK, Hanauer S. Aminosalicylates for induction of remission or response in Crohn’s disease. Cochrane Database Syst Rev. 2016 Jul 3; 7():CD008870.
- Dubois-Camacho K, Ottum PA, Franco-Muñoz D, De la Fuente M, Torres-Riquelme A, Díaz-Jiménez D, Olivares-Morales M, Astudillo G, Quera R, Hermoso MA. Glucocorticosteroid therapy in inflammatory bowel diseases: From clinical practice to molecular biology. World J Gastroenterol. 2017 Sep 28; 23(36):6628-6638.
- Feldman PA, Wolfson D, Barkin. Medical management of Crohn’s disease. JS Clin Colon Rectal Surg. 2007 Nov; 20(4):269-81
- Carter MJ, Lobo AJ, Travis SP. Guidelines for the management of inflammatory bowel disease in adults. IBD Section, British Society of Gastroenterology. Gut. 2004 Sep; 53 Suppl 5():V1-16.