Sindrom autoimun karena adjuvan (ASIA) atau Sindrom Schoenfeld adalah suatu kelompok penyakit autoimun yang terjadi ketika seseorang terpapar adjuvan. Adjuvan adalah molekul yang mampu meningkatkan respons imun secara spesifik, namun dengan sendirinya tidak dapat menyebabkan respons imun. Oleh karena itu, adjuvan sering digunakan dalam vaksin untuk meningkatkan respons imun terhadap vaksin tersebut. Adjuvan dapat mempercepat terbentuknya antibodi dan juga meningkatkan jumlah antibodi sehingga frekuensi dan dosis vaksin dapat dikurangi. Contoh adjuvan yang dapat menimbulkan ASIA adalah aluminium, silikon, dan squalene.1 

Pemberian adjuvan dapat menyebabkan ASIA yaitu sindrom penyakit autoimun karena adjuvan. Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang sel tubuh sendiri sehingga terjadinya kerusakan pada jaringan tubuh. Keluhan yang dapat dialami oleh pasien dengan ASIA adalah nyeri otot, nyeri pada sendi-sendi, rasa lemas yang terus menerus, demam, mulut kering, gangguan tidur, dan gangguan neurologis seperti gangguan kognitif dan berkurangnya daya ingat. Gejala-gejala ASIA dapat mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga menurunkan kualitas kehidupan penderita.2  

Salah satu cara untuk mengurangi gejala penyakit ASIA adalah dengan menerapkan pola makan yang baik. Nutrisi yang berkualitas dengan jumlah yang sesuai diperlukan oleh sistem imun untuk berfungsi secara optimal. Penyakit autoimun seperti ASIA terjadi karena respons imun tubuh yang menyerang sel tubuh sendiri. Penyebab respons autoimun dapat dibagi menjadi faktor genetik dan faktor lingkungan. Genetik merupakan faktor yang tidak dapat diubahkan. Namun, faktor lingkungan seperti pola makan dapat diubah dan disesuaikan untuk meminimalisir gejala penyakit autoimun.3 

Pola makan yang dianjurkan adalah konsumsi makanan anti-inflamasi dan menghindari makanan pro-inflamasi. Salah satu contoh makanan yang dapat menyebabkan inflamasi adalah gluten. Gluten merupakan protein utama yang ditemukan dalam gandum. Gluten dapat menimbulkan inflamasi dengan cara menaikkan kadar sitokin pro-inflamasi, menyebabkan stres oksidatif pada sel tubuh, dan mengganggu fungsi sel imun. Makanan yang berisi gluten adalah roti, pasta, biskuit, dan makanan lainnya yang menggunakan tepung gandum.4  

Pola makan yang buruk dapat mengganggu mikrobiota usus. Mikrobiota usus yang baik akan berinteraksi dengan sistem imun tubuh sehingga pertahanan tubuh tetap baik. Gangguan pada mikrobiota usus dapat mengganggu integritas dan permeabilitas lapisan usus. Hal tersebut dapat mengganggu regulasi respons sistem imun sehingga dapat memicu gejala penyakit ASIA. Makanan yang mengganggu mikrobiota usus adalah makanan yang mengandung banyak zat aditif (bahan kimia) seperti permen, minuman bersoda, makanan siap saji, dan makanan kaleng.5  

Diet yang direkomendasikan untuk penyakit ASIA adalah Autoimmune Protocol Diet (APD). Diet APD dimulai dengan eliminasi makanan yang dapat menimbulkan inflamasi. Makanan yang dipantang adalah gandum, telur, produk susu (seperti keju, mentega, yoghurt), kacang-kacangan, kopi, alkohol, gula (seperti soda, permen, coklat), makanan olahan (seperti makanan kaleng, siap saji), gorengan, dan minyak nabati. Setelah gejala ASIA sudah diatasi, makanan yang dipantang dapat dikonsumsi kembali secara bertahap. Jika makanan tersebut memperburuk gejala, makanan tersebut tidak boleh dikonsumsi. Namun jika makanan tersebut tidak menimbulkan gejala, makanan tersebut boleh dikonsumsi. Dengan APD, individu dengan ASIA dapat menghindari makanan yang mencetus atau memperburuk gejala secara spesifik dan akurat.6  

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat, 

Glen Julio Djuanda, S. Ked; Rashmeeta, S. Ked 

Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI 

Referensi 

1. Watad A, Sharif K, Shoenfeld Y. The ASIA syndrome: basic concepts. Mediterr J Rheumatol 2017;28(2):64–9.  

2. Borba V, Malkova A, Basantsova N, et al. Classical examples of the concept of the ASIA syndrome. Biomolecules 2020;10(10):1–17.  

3. Venter C, Eyerich S, Sarin T, Klatt KC. Nutrition and the immune system: A complicated tango. Nutrients 2020;12(3).  

4. Lerner A, Shoenfeld Y, Matthias T. Adverse effects of gluten ingestion and advantages of gluten withdrawal in nonceliac autoimmune disease. Nutr Rev 2017;75(12):1046–58.  

5. Xu H, Liu M, Cao J, et al. The Dynamic Interplay between the Gut Microbiota and Autoimmune Diseases. J Immunol Res 2019;2019.  

6. Chandrasekaran A, Groven S, Lewis JD, et al. An autoimmune protocol diet improves patient-reported quality of life in inflammatory bowel disease. Crohn’s Colitis 360 2019;1(3):1–8.