Pada sindrom Sjogren, sistem kekebalan tubuh mempengaruhi kelenjar air mata dan air liur. Gejala umumnya kekeringan pada mata, mulut, kulit, dan vagina karena adanya kerusakan dari sel terkait. Beberapa kasus sindrom Sjogren dapat berlanjut menyebabkan nyeri otot, kelelahan, disfungsi kelenjar eksokrin atau sindrom Sicca, dan beberapa kasus langka mencetuskan limfoma non-Hodgkin.2

Selain faktor lingkungan, makanan memiliki peranan penting dalam mengurangi kekambuhan dari penyakit autoimun.3,4 Konsumsi makanan berupa daging merah, produk olahan susu, makanan olahan, lemak hewani, asinan, dan produk tinggi gula sederhana dapat meningkatkan reaksi peradangan pada penderita autoinflamatorik dan mengganggu bakteri alami usus yang berperan penting sebagai faktor protektif.5

Terdapat beberapa makan yang harus dihindari bagi penderita sindroma Sjogren, seperti daging merah seperti sapi, kambing, dan babi mengandung banyak lemak jenuh yang dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Produk olahan susu dapat menyebabkan peradangan dan dapat menimbulkan reaksi intoleransi pada produk olahan susu yang mengganggu pencernaan dan bakteri usus.1 Produk olahan tinggi gula (refined sugar) dan makanan olahan seperti spam, kornet, dan nugget mengandung pengawet, pengemulsi, dan zat additif yang dapat menambahkan reaksi peradangan pada usus dan mengganggu metabolisme hormon.5

Keberagaman mikroorganisme alami saluran pencernaan berperan dalam mengurangi keparahan peradangan, sehingga penderita penyakit autoimun seperti pada sindrom Sjogren harus menghindari makanan yang dapat mengganggu keseimbangan dan keberagaman mikroba pencernaan.6

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat,

Jeremiah Suwandi, S.Ked; Winona Jennifer, S.Ked; dr. Rashmeeta

Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI

Referensi

1.        Moon J, Choi SH, Yoon CH, Kum M, Id K. Gut Dysbiosis is Prevailing in Sjogren’s Syndrome and is Related to Dry Eye Severity. PLOS ONE. 2020;1:1–14.

2.        Vivino FB. Sjogren’s Syndrome: Clinical Aspect. Clinical Immunology. 2017;1:2–5.

3.        Coucke F. Food intolerance in patients with manifest autoimmunity. Observational study. Autoimmunity Reviews. 2018;1:1–5.

4.        Price E, Rauz S, Tappuni AR, Sutcliffe N, Hackett KL, Barone F, et al. Guideline for the Management of Adults with Primary Sjögren’s Syndrome. The British Society of Rheumatology. 2017;1:1–54.

5.        Vasseur P, Dugelay E, Benamouzig R, Savoye G, Lan A, Srour B, et al. Dietary Patterns, Ultra-processed Food, and the Risk of Inflammatory Bowel Diseases in the NutriNet-Santé Cohort. Inflammatory Bowel Diseases. 2021;27:65–73.

6.        De Paiva CS, Jones DB, Stern ME, Bian F, Moore QL, Corbiere S, et al. Altered Mucosal Microbiome Diversity and Disease Severity in Sjögren Syndrome. Scientific Reports. 2016;6:1–11.