Akibat dari reaksi imun yang menyerang pada pasien lupus, menyababkan gejala-gejala yang bervariasi. Penderita lupus biasa memiliki gejala mudah lelah, nyeri pada sendi, ruam pada kulit, demam hilang timbul, dan masih banyak lagi. Lupus juga dapat berkembang dengan menimbulkan penyakit di organ-organ lainnya, seperti penyakit ginjal, jantung, saluran pencernaan dan paru-paru. Maka dari itu lupus biasa juga disebut penyakit seribu wajah, karena gejalanya yang sangat bervariasi di tiap orang.1
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mencatat jumlah penderita penyakit Lupus di seluruh dunia dewasa ini mencapai lima juta orang. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan usia produktif dan setiap tahun ditemukan lebih dari 100 ribu penderita baru. Dari sekitar 1.250.000 orang Indonesia yang terkena penyakit lupus sangat sedikit yang menyadari bahwa dirinya menderita penyakit Lupus. Hal ini terjadi karena gejala penyakit Lupus pada setiap penderita berbeda-beda, tergantung dari manifestasi klinis yang muncul.2
Serangan lupus adalah sebuah kondisi dimana penyakit lupus menjadi lebih aktif sehingga menimbulkan sebuah gejala berat yang dialami sang penderita. Disebut serangan karena dapat terjadi secara mendadak, namun hal ini tentunya berbeda di setiap penderita lupus. Pada beberapa penderita ditemukan perbedaan aktivitas penyakit, ada yang lebih aktif dan tidak, dan ada juga yang kurang menunjukan kepatuhan terhadap pengobatannya. Untuk itu ada beberapa strategi atau tips dan trik yang dapat diterapkan penderita lupus untuk mengontrol atau mencegah terjadinya serangan. 3 Berikut beberapa hal yang dapat membantu mengendalikan lupus:
- Istirahat yang cukup tentunya menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk mencegah terjadinya serangan lupus. Terlalu lelah karena pekerjaan ataupun aktivitas sehari-hari dapat menjadi salah satu pemicu lupus untuk aktif. Kurangnya tidur dapat memicu aktifnya faktor-faktor inflamasi dalam tubuh, sehingga peradangan dapat lebih mungkin terjadi. Peradangan yang aktif dapat memicu munculnya gejala-gejala lupus, seperti ruam, demam, nyeri sendi, nyeri otot, dan masih banyak lagi. Maka dari itu disarankan waktu ideal untuk mengendalikan lupus adalah 8 jam, agar mendapatkan energi yang cukup untuk menajalani aktivitas sehari-hari.4
- Stress dapat menjadi salah satu pemicu untuk memperparah lupus. Menghindari kondisi yang dapat memicu stress adalah salah satu cara untuk mengendalikan lupus. Saat stress sistem kekebalan imun kita dapat menurun sehingga dapat menjadi kesempatan dari lupus untuk menyerang, dengan meningkatkan faktor-faktor peradangan dalam tubuh. Hal yang dapat dilakukan pertama kali adalah mengetahui kondisi atau kejadian apa saja yang dapat memicu stress pada kita. Dengan itu kita dapat memilah dan menghindari kondisi tersebut.5
- Menghindari sinar matahari yang terik tentunya adalah salah satu cara ampuh untuk mengendalikan lupus. Banyak orang dengan lupus memiliki kepekaan yang tidak biasa terhadap sinar matahari. Hal ini dapat memicu gejala seperti ruam kulit, gatal, dan rasa terbakar. Paparan sinar matahari yang berlebihan juga dapat menyebabkan serangan pada lupus, memicu gejala seperti nyeri sendi, kelemahan, dan kelelahan. Menggunakan tabir surya atau sunscreen disarankan untuk penderita lupus yang harus beraktifitas di luar rumah, dan dianjurkan untuk menggunakan tabir surya minimal 40 SPF. 6
- Pola makan yang sehat atau diet juga dapat membantu untuk mengendalikan penyakit lupus. Penderita lupus disanrankan untuk mengurangi makanan-makanan dengan kalori dan gula yang tinggi. Terutama pada orang dengan berat badan yang berlebih, serangan lupus dapat lebih sering terjadi karena orang dengan berat berlebih lebih mudah mengalami kelelahan. Konsumsi suplemen atau makanan dengan omega 3, sangat membantu untuk mengendalikan lupus. Omega 3 dapat membantu mengurangi faktor-faktor peradangan dalam tubuh untuk aktif, sehingga mengurangi kemungkinan terjadi serangan lupus. Omega 3 dapat ditemukan pada minyak ikan, minyak zaitun, minyak kanola dan juga pada ikan-ikanan seperti salmon, tuna dan sarden. 7
- Olahraga menjadi salah satu cara untuk mengendalikan lupus, selain itu olahraga juga memberi dampak yang sangat besar bagi kesehatan tubuh. Yoga menjadi salah satu pilihan alternatif untuk penderita lupus, terutama lupus yang menyerang persendian. Dari sebuah literatur dibuktikan yoga memiliki manfaat untuk meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas tubuh, mengurangi stres, depresi, dan nyeri kronis, memperbaiki pola tidur, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup secara keseluruhan. Tentunya hal ini sangat berguna saat menghadapi serangan lupus, karena yoga sudah melatih tubuh untuk dapat mengontrol rasa nyeri dan stress. Selain yoga, olahraga yang dapat dilakukan adalah berenang, bersepeda, senam aerobik, Pilates, dan olahraga air lainnya akan memperkuat tulang dan mengencangkan otot tanpa memperparah sendi yang meradang.8,9

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun
Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.
Salam sehat bermanfaat,
Marco Casamaro, S.Ked; dr. Rashmeeta
Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI
Referensi
1. Hahn BH, McMahon M. Systemic Lupus Erythematosus. In: Loscalzo J, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Longo D, Jameson JL, editors. Harrison’s Principles of Internal Medicine 21e [Internet]. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2022. Available from: accessmedicine.mhmedical.com/content.aspx?aid=1190522276
2. Kementrian Kesehatan RI. Situasi Lupus di Indonesia. 2017;
3. Adamichou C, Bertsias G. Flares in systemic lupus erythematosus: diagnosis, risk factors and preventive strategies. Mediterranean Journal of Rheumatology. 2017 Jan 1;28(1):4–12.
4. Young KA, Munroe ME, Harley JB, Guthridge JM, Kamen DL, Gilkensen GS, et al. Less than 7 hours of sleep per night is associated with transitioning to systemic lupus erythematosus. Lupus. 2018 Aug 1;27(9):1524–31.
5. Soria Curi Y, Barbaglia AL, Gonzalez Lucero L, Bertolaccini MC, Sueldo HR, Mazza SM, et al. FRI0604-HPR IS STRESS A TRIGGER FOR THE DEVELOPMENT OF SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS? Annals of the Rheumatic Diseases. 2020 Jun 1;79(Suppl 1):908.1-908.
6. Kim A, Chong BF. Photosensitivity in cutaneous lupus erythematosus. Vol. 29, Photodermatology Photoimmunology and Photomedicine. NIH Public Access; 2013. p. 4–11.
7. Constantin M, Nita I, Olteanu R, Constantin T, Bucur S, Matei C, et al. Significance and impact of dietary factors on systemic lupus erythematosus pathogenesis (Review). Experimental and Therapeutic Medicine. 2018 Nov 16;17(2):1085.
8. Middleton KR, Haaz Moonaz S, Hasni SA, Magaña López M, Tataw-Ayuketah G, Farmer N, et al. Yoga for systemic lupus erythematosus (SLE): Clinician experiences and qualitative perspectives from students and yoga instructors living with SLE. Complementary Therapies in Medicine. 2018 Dec 1;41:111–7.
9. Ayán C, Martín V. Systemic lupus erythematosus and exercise. Vol. 16, Lupus. Lupus; 2007. p. 5–9.