Alergi obat atau hipersensitivitas obat merupakan suatu reaksi berlebih dari sistem imun tubuh yang dipicu oleh obat-obatan. Terdapat beberapa macam jenis reaksi alergi terhadap obat-obatan, termasuk reaksi hipersensitivitas yang terjadi segera dan yang terlambat.
Reaksi hipersensitivitas yang terjadi secara langsung, dapat terjadi saat obat yang masuk kedalam tubuh memicu suatu respons dari sistem imun dan mengaktivasi antibodi IgE, IgM dan IgG, dimana proses ini disebut sensitisasi.1 Reaksi tipe segera ini umumnya terjadi dalam waktu 24 jam. Sementara itu, reaksi tipe lambat terjadi dalam waktu beberapa hari, dan bukan diperantarai oleh antibodi, melainkan oleh sel.1,2
Beberapa obat-obatan yang seringkali menimbulkan alergi obat yaitu golongan penisilin, golongan Sulfa, antikonvulsan, OAINS (e.g aspirin dan ibuprofen), obat-obat kemoterapi dan obat bius.3 Reaksi yang ditimbulkan dapat berupa ringan seperti gatal-gatal pada kulit atau mata, ruam kulit, hidung tersumbat, bibir/mulut dan leher membengkak, hingga reaksi berat seperti sesak nafas, kulit menjadi biru (sianosis), pusing, lemas dan penurunan tekanan darah.3, 4
Pasien yang memiliki alergi obat sebaiknya menghindari pemakaian obat tersebut dan menginformasikan tenaga kesehatan sebelum mendapatkan resep obat. Beberapa cara untuk mengobati alergi obat adalah untuk mengendalikan gejala klinis pasien4 :
- Jika pasien mengalami gejala seperti ruam merah di kulit dan gatal-gatal seluruh badan, dapat dikontrol dengan antihistamin dan sesekali dengan kortikosteroid jika terjadi bengkak di wajah, bibir atau selaput mata.
- Selain histamin dan kortikosteroid, hal lain dapat dilakukan yaitu mandi dengan air dingin atau kompres dingin untuk mengurangi gejala gatal-gatal, dan ruam di kulit, kompres hangat untuk mengurangi bengkak dan mengusapkan losion calamine pada area kulit yang gatal.
- Untuk batuk berdahak atau gejala flu seperti hidung tersumbat dan sesak, dapat diberikan bronkodilator (inhaler).
- Untuk reaksi yang lebih berat dan dapat mengancam nyawa, seperti kesulitan bernafas, kehilangan kesadaran atau reaksi kejang, dapat diberikan epinephrine (adrenaline) yang disuntikan ke pasien, namun dibutuhkan pemantauan lanjut di rumah sakit.
Jika tidak ada alternatif obat lain untuk diberikan kepada pasien, maka dapat dilakukan terapi desensitisasi obat. Terapi desensitisasi adalah suatu teknik bilamana pasien memiliki alergi terhadap obat tertentu, maka obat tersebut akan diinjeksikan ke pasien secara berkala (setiap 15 – 30 menit) dimulai dengan dosis kecil, kemudian dinaikkan jumlahnya secara bertahap hingga pasien dapat mentoleransi dosis yang dibutuhkan untuk pengobatan.5

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun
Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.
Salam sehat bermanfaat,
Rahma Yunita Ayu Roztini Mahroza, S.Ked; dr. Rashmeeta
Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI
Referensi
- Cleaveland Clinic. Medication Allergies.
- American College of Allergy, Asthma and Immunology. Drug Allergies http://acaai.org/allergies/types/drug-allergies.
- Justiz Vaillant AA, Vashisht R, Zito PM. Immediate Hypersensitivity Reactions.. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan.
- Wijarnako SI, Saturti TIA. Reaksi Hipersensitivitas Terhadap Obat. FK UNUD. RSUP Sanglah Denpasar. Agustus 2016.
- Sastra IMW. Hipersensitivitas: Proses Imun yang Menyebabkan Cedera Jaringan. Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar. 2017.