Penyakit Crohn merupakan suatu penyakit kronis pada saluran cerna. Penyakit Crohn merupakan bagian dari Inflammatory Bowel Disease atau radang usus yang dapat mempengaruhi seluruh bagian dari saluran cerna dari mulut hingga anus, namun sebagian besar menyerang usus tepatnya bagian ileum dan kolon. Individu dengan penyakit crohn dapat disertai dengan berbagai macam gejala, dimana keluhan diare, nyeri perut, dan penurunan berat badan merupakan gejala yang paling sering muncul.1

Tujuan dari pengobatan pada penyakit Crohn adalah untuk mengurangi peradangan pada usus, mencegah kekambuhan, dan menjaga keadaan remisi. Pengobatan secara medis dapat menghasilkan remisi yang bertahan selama beberapa bulan bahkan hingga tahunan. Namun, penyakit Crohn dapat mengalami kekambuhan apabila terjadi peradangan kembali. Cara terbaik untuk mengontrol penyakit crohn adalah dengan disiplin dalam menjalani pengobatan dan menjaga kesehatan saluran cerna.

Kesehatan saluran cerna pada penyintas penyakit Crohn dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah:

Diet dan nutrisi2

Memperhatikan diet dapat membantu meringankan gejala, menggantikan nutrisi yang hilang, dan mendukung penyembuhan. Membuat jurnal atau catatan mengenai makanan yang dikonsumsi dapat sangat membantu. Hal ini dapat memberikan kita informasi mengenai hubungan antara apa yang kita makan dan keluhan apa yang menyertainya. Apabila terdapat makanan tertentu yang menyebabkan masalah pencernaan, maka kita harus mulai menghindarinya. Jika tidak ada makanan spesifik yang memperburuk peradangan pada penyakit crohn, perlu diingat bahwa beberapa makanan umumnya memiliki sifat memperburuk gejala :

  • Kurangi makanan yang mengandung gluten, berlemak atau gorengan yang dapat memicu diare dan gas.
  • Makan dengan porsi kecil namun frekuensi sering.
  • Apabila mengidap intoleransi laktosa atau masalah dalam mencerna lemak susu, maka batasi susu dan produk olahannya.
  • Hindari minuman berkarbonasi jika masalah yang terjadi adalah gas berlebihan
  • Mengurangi kafein ketika diare berat terjadi. Kafein dapat ditemukan pada kopi, teh, coklat, dan beberapa soda.
  • Mengurangi asupan yang mengandung serat tinggi seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayur mentah.
  • Kurangi konsumsi alkohol karena dapat mengiritasi lapisan dari usus dan memperburuk gejala. Alkohol juga dapat mengganggu kerja dari obat-obatan yang dikonsumsi.

Minum air cukup3

Air membantu melarutkan beberapa nutrisi, mendorong pembuangan kotoran melalui sistem pencernaan dan membantu melunakkan tinja. Jumlah air yang dibutuhkan berbeda setiap orangnya tergantung pada umur, aktivitas fisik, dan jumlah keringat yang dikeluarkan. Namun beberapa penelitian menganjurkan setidaknya 8 sampai 10 gelas air per hari, dan perhatikan yang paling penting dalah frekuensi bukan jumlah total, sehingga paling baik adalah minum air putih setiap 1-2 jam sekali.

Aktivitas fisik4

Aktivitas Fisik meningkatkan aliran darah dan metabolisme tubuh untuk memperlancar pencernaan. Olahraga secara teratur dapat mengurangi perasaan Lelah dan meminimalkan kemungkinan kekambuhan. Aktivitas fisik intensitas rendah seperti berjalan dapat dilakukan. Perhatikan aktivitas lainnya karena beberapa, bergantung pada lamanya dan beratnya olahraga, dapat memperburuk gejala yang ada.

Hindari obat anti radang yang tidak perlu5

Obat-obatan golongan anti inflamasi non-steroid seperti ibuprofen atau naproxen dapat mengganggu kemampuan saluran pencertaan untuk melindungi dan mempebaiki dirinya dan dapat mencetuskan kekambuhan.

Berikut adalah cara-cara tambahan untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan bagi penyintas penyakit Crohn:

  1. Mari mengenal lebih jauh mengenai Irritable Bowel Syndrome
  2. Mari mengenal lebih jauh mengenai Inflammatory Bowel Disease (IBD)
  3. Mari mengenal lebih jauh mengenai Pola Diet dan Hidup Sehat untuk Penyintas IBD
  4. Prinsip Olahraga yang Aman dan Efektif untuk Penyintas Autoimun (AI)
  5. Peranan Pola Makan (Diet) dalam pengendalian Autoimun

Diskusi lanjut dengan Dokter Imun

Jadwal konsultasi praktek Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI dapat dilihat pada link ini. Untuk informasi lebih lanjut, bisa komentar dan bertanya di kolom diskusi dibawah ini, atau isi form kontak untuk berdiskusi via email kepada Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI secara langsung. Follow akun twitter saya di @dokterimun_id, Instagram di @dokterimun.id atau facebook page di Dokter Imun untuk mendapatkan informasi terbaru dan berdiskusi tentang masalah autoimun, alergi, asma, HIV-AIDS dan vaksinasi dewasa. Jangan lupa juga dengarkan podcast Bina Imun untuk mendengarkan rekaman terkini membahas mengenai imunitas, bisa didengarkan di Spotify, Apple Podcast dan Google Podcast.

Salam sehat bermanfaat,

Caroline Desty Utama, S.Ked
Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI

Referensi

  1. Franklin J. Crohn’s disease. InnovAiT. 2018;11(8):435-442. doi:10.1177/1755738018772321
  2. Schreiner P, Martinho-Grueber M, Studerus D, Vavricka S, R, Tilg H, Biedermann L: Nutrition in Inflammatory Bowel Disease. Digestion 2020;101:120-135. doi: 10.1159/000505368
  3. Dehydration [Internet]. Crohn’s & Colitis UK. 2017 [cited 14 Oktober 2020]. Available from: https://www.crohnsandcolitis.org.uk/about-crohns-and-colitis/publications/dehydration
  4. Stachow E. Exercise and the gastrointestinal system. InnovAiT. 2019;12(9):517-525. doi:10.1177/1755738019855412
  5. Goldstein J, Cryer B. Gastrointestinal injury associated with NSAID use: a case study and review of risk factors and preventative strategies. Drug, Healthcare and Patient Safety. 2015; 31. doi:10.2147/dhps.s71976